GOA Rancang Kencono yang terletak di Padukuhan Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, merupakan salah satu goa yang yang dihuni manusia prasejarah hingga modern. Diperkirakan goa yang terletak di kawasan air terjun Sri Getuk ini sudah dihuni sejak 3000 tahun lalu.
Dari buku Ragam Warisan Budaya dan Cagar Budaya Gunungkidul yang ditulis oleh Winarsih (Kepala Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman, Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Gunungkidul), Arkeologi UGM Yogyakarta pada tahun 2001 sudah pernah melakukan penelitian tersebut. Goa Rancang Kencono sudah dihuni manusia sejak 3000 tahun yang lalu dengan bukti temuan tulang manusia.
Goa Rancang Kencana ini dimanfaatkan juga masa kemudian, yaitu pada awal abad ke-18 yaitu sekitar tahun 1739 digunakan oleh laskar Mataram karena Madiun telah terjadi pengusiran oleh penjajah Belanda.
Baca Juga:Soal Tewasnya Brigadir Yosua di Rumah Irjen Sambo, Begini Tanggapan JokowiKemenag Batal Cabut Izin Ponpes Shiddiqiyyah, Ardi Wirdamulia Singgung Klaim Sumbangan 5 Juta ke Jokowi
Ketika memasuki goa, terdapat pohon klumpit cukup besar di sekitar pintu masuk. Pohon raksasa yang menjulang tinggi, merupakan satu-satunya pohon yang hidup dan tumbuh dari dalam goa. Tidak banyak yang tahu bahwa pohon yang berusia ratusan tahun tersebut bernama pohon Klumpit (Terminalia edulis). Beberapa orang yang menganggap keanehan pohon ini membuat pohon ini disakralkan.
Praktis hanya tradisi lisan yang bisa digunakan. Penamaan Goa Rancang Kencana ini menurut legenda yang dipercaya warga sekitar, rancang artinya perencanaan, kencana berarti emas. Menurut cerita turun-temurun Goa Rancang Kencana digunakan Kyai Putut Linggabawa, Kyai Sorengpati dan Kyai Kromowongso dari Mataram untuk mengatur serangan ke Belanda.
Goa ini terbagi dalam tiga ruangan utama dimana ruangan pertama berupa mulut goa, ruangan kedua berupa ruangan dengan luas sedang, dan ruangan ketiga merupakan ruangan paling dalam dan paling sempit.
Beberapa informasi menyebutkan bahwa beberapa puluh tahun yang lalu warga sekitar menemukan fosil tulang belulang manusia dan beberapa buat artefak batu batu yang berbentuk arca macan dan arca nandhi (sapi), sedangkan penelitian fosil tulang belulang manusia purba diperkirakan berumur 3000 tahun. Saat ini artefak yang ditemukan disimpan di Situs Bleberan dan sebagian lagi disimpan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.