KASUS baku tembak anggota polisi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Inspektur Jenderal (Pol) Ferdy Sambo berujung panjang. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo atas insiden yang menewaskan Brigadir Yosua tersebut.
Bukan tanpa sebab, dewan merasakan kejanggalan atas kasus tersebut. Apalagi berita penembakan baru terkuak pada Senin (11/7), tiga hari setelah kejadian.
“Saya yakin ini akan menjadi suatu cerita yang panjang,” kata Ketua Komisi Hukum DPR Bambang Wuryanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, 12/7) dikutip dari Antara.
Baca Juga:Begini Penjelasan Kapolres soal CCTV Tak Berfungsi Saat Insiden Berdarah di Rumah Kadiv PropamKapolri: Ada 2 Laporan Polisi yang Diusut di Balik Insiden Tewasnya Brigadir Yosua
Indonesia Police Watch (IPW) juga menyoroti kejanggalan dalam kasus ini. Oleh sebab itu mereka meminta Kapolri membentuk tim pencari fakta (TPF) atas kematian Brigadir J.
Namun apa saja kejanggalan dari penembakan ini yang menjadi sorotan?
Seperti Bambang, IPW juga merasakan kejanggalan pada waktu kejadian yang terjadi pada Jumat (8/7) sore. Mereka juga menilai polisi belum transparan dalam menghadapi kejadian tersebut.
“Selama tiga hari, kasus itu ditutupi rapat oleh Polri yang memiliki slogan Presisi,” kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya, Senin (11/7).
Kondisi Jenazah
Sugeng juga mempertanyakan keanehan terhadap kondisi Brigadir J. Selain terkena tembakan, J juga mendapatkan luka sayatan di badannya.
Tak hanya itu, keluarga Brigadir J mempertanyakan kondisi jari saudara mereka yang putus. Polisi menjawab bahwa kondisi tersebut disebabkan tembakan ke arah tangan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan sayatan tersebut berasal dari serpihan peluru yang mengenai tubuh Brigadir J. Polisi tersebut mendapatkan tujuh luka tembak, termasuk sayatan dari proyektil.
Motivasi
Bambang Wuyanto juga mempertanyakan mengapa aksi penembakan sesama polisi tersebut bisa terjadi. Ia merasakan hal yang luar biasa janggal terjadi ketika sesama abdi negara saling kontak senjata.
Baca Juga:Kapolres Jaksel Tolak Mengungkap Materi Penyidikan Soal Dugaan Pelecehan Istri Irjen Ferdy SamboInsiden Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo Diwarnai Informasi Liar, Kapolri Sigit Jamin Kasus Ditangani dengan Scientific Crime Investigation
Adapun Ahmad Ramadhan menjelaskan motivasi Bharada E menembak mati rekannya lantaran ingin melindungi istri Irjen Ferdy. Istri Kadiv Propam tersebut berteriak minta tolong ketika Brigadir J masuk kamar pribadinya dan menodongkan pistol.