POLISI mengatakan bahwa pria berinisial SM (49) yang tewas di sebuah gang kecil di Tambora, Jakarta Barat, merupakan sindikat pengedar narkoba.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Joko Dwi Harsono mengatakan bahwa tempat kejadian perkara (TKP) itu merupakan gang sempit yang kerap dijadikan tempat transaksi narkoba.
“Korban ditemukan tewas bersimbah darah di dalam gang, tempat di mana biasanya kelompok ini melakukan transaksi,” kata Joko kepada wartawan, Sabtu (9/7).
Baca Juga:Pria Ini Bongkar ‘Keborokan’ Mas Bechi, Temukan KejanggalanTragedi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 Jadi Sorotan Usai Dugaan Penyelewengan Dana Senilai Rp 138 Miliar oleh ACT
Ia mengatakan bahwa fakta tersebut diketahui usai penyelidikan terkait temuan mayat SM yang ada dalam posisi tergeletak dengan berlumuran darah beberapa hari lalu.
Total ada empat orang pelaku pembunuhan yang diringkus oleh polisi. Seluruhnya, kata dia, tergabung dalam sindikat narkoba yang sama.
Adapun keempat tersangka yang diamankan berinisial DP alias D, AB alias D, A alias R, dan J.
“Dari 4 tersangka yang kami amankan, satu di antaranya kita amankan di Jakarta, tiga lainnya ditangkap di Serang Banten,” jelasnya.
Polisi, kata dia, masih memburu empat tersangka lain yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO). Menurutnya, salah satu DPO merupakan pelaku utama yang menusuk korban hingga tewas.
Menurutnya, korban dibunuh lantaran sempat terjadi cekcok dan keributan. Korban sempat dianggap telah memberikan informasi tentang peredaran narkoba kelompoknya kepada polisi.
“Karena aktivitas kepolisian dalam memberantas narkoba ini gencar, mungkin mempersempit ruang gerak mereka sehingga rekan-rekan ini mencurigai si korban ini yang melaporkan atau yang menginformasikan kepada polisi,” ucap dia.
Baca Juga:Yayasan Aksi Cepat Tanggap Diduga Selewengkan Rp 138 Miliar Dana Korban Kecelakaan Pesawat Lion AirFakta-Fakta Gempa Susulan di Lumajang Dekat Pusat Pembangkit Tsunami 3 Juni 1994
Akibatnya, korban pun dianiaya hingga tewas bersimbah darah. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan juga luka tusuk di bagian belakang kuping hingga menembus ke bagian otak.
Para tersangka pun dijerat pasal 340 KUHP dan atau pasal 170 dan atau pasal 2 undang-undang darurat ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara. (*)