Dukungan Johnson terhadap Ukraina begitu kuat sehingga dia dikenal sebagai “Borys Johnsoniuk” oleh beberapa orang di Kyiv. Dia terkadang mengakhiri pidatonya dengan ucapan “Slava Ukraini”, atau “kemuliaan bagi Ukraina.”
Johnson bahkan berbicara bahasa Rusia yang kaku pada Februari, dengan mengatakan kepada orang-orang Rusia bahwa dia tidak percaya perang yang tidak perlu dan berdarah. Rusia berulang kali menganggapnya sebagai badut yang tidak siap dengan beban Inggris.
Zakharova dengan gembira menggambarkan Johnson sebagai penulis kejatuhannya sendiri. “Boris Johnson terkena bumerang yang diluncurkan oleh dirinya sendiri. Rekan-rekan seperjuangannya meninggalkannya,” ujar Zakharova. (*)