DELAPAN polisi di Akron, Ohio, Amerika Serikat (AS), terlibat dalam penembakan yang menewaskan seorang pria kulit hitam tak bersenjata. Jasad pria tersebut ditemukan dengan sekitar 60 luka tembak di tubuhnya, berdasarkan sebuah video yang dirilis kepolisian pada Minggu, 3 Juli 2022.
Kepolisian Ohio memutar beberapa video dalam sebuah konferensi pers, salah satunya memperlihatkan adanya tembakan yang dilepaskan dari mobil yang dikemudikan pria kulit hitam bernama Jayland Walker, 25.
Dalam video, Walker terlihat keluar dari mobil dan melarikan diri dari kejaran petugas. Polisi mengatakan Walker terlihat sempat membalikkan badan ke arah aparat, dan saat itu dirinya diyakini masih membawa senjata api. Namun ternyata Walker meninggalnya senjatanya di dalam mobil.
Baca Juga:Hasil Tangkapan Tak Terduga, Ular Berkepala DuaKremlin Konfirmasi Perihal Pesan Tak Tertulis Zelensky kepada Putin yang Disampaikan Jokowi
Pengacara keluarga Walker, Bobby Dicello, memperingatkan bahwa video yang beredar saat ini memperlihatkan peristiwa “brutal.” Ia mengatakan para kerabat Walker khawatir aksi protes terkait penembakan tersebut dapat berujung pada aksi kekerasan.
Peristiwa ini merupakan satu dari serangkaian penembakan yang dilakukan polisi terhadap individu kulit hitam di AS, yang disebut sejumlah kritik dilakukan secara rasis dan tidak dapat dibenarkan, termasuk pembunuhan terhadap George Floyd di Minneapolis.
“Pesan dari kami adalah, pihak keluarga tidak menginginkan adanya lebih banyak kekerasan,” tutur DiCello, dikutip dari rnz.co.nz, Senin, 4 Juli 2022.
Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP) Akron berencana menggelar aksi damai di Balai Kota Akron usai konferensi pers polisi.
Walker ditemukan tewas di area parkir mobil. Menurut Dicello, pihaknya tidak melihat ada bukti Walker pernah melepaskan tembakan, dan kamera di tubuh polisi juga memperlihatkan dirinya ditembak saat sedang lari membelakangi petugas.
“Dia sedang berlari saat ditembaki sekitar 90 tembakan. Berapa banyak tembakan itu yang mengenai tubuhnya, menurut investigasi kami saat ini, sekitar 60 hingga 80,” sebut DiCello. (*)