SENDANG atau mata air dianggap sebagai sumber pembawa kehidupan. Begitu juga Sendang Payungan yang berada di Kampung Payungan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini. Warga setempat mempercayai mata air ini sudah ada sejak dulu kala, sejak zaman Sunan Kalijaga.
Warga menganggap sendang ini dianggap membawa kehidupan. Sebagai wujud syukur, warga Kampung Payungan menggelar tradisi baritan. Hingga kini, warga Kampung Payungan masih melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi luhur ini. Seperti yang dilakukan pada Jumat, 1 Juli 2022 lalu. Warga setempat menggelar kirab budaya tradisi baritan Kampung Payungan yang dipusatkan di Sendang Payungan.
Puncak dari tradisi ini yakni nguras atau membersihkan sendang yang dilakukan oleh-oleh anak laki-laki. Warga mempercayai Sendang Payungan sebagai sumber air yang membawa kehidupan bagi masyarakat sekitar, sehingga harus dirawat dan dijaga.
Baca Juga:Volodymyr Zelensky Bantah Titipkan Pesan ke Jokowi untuk Vladimir Putin, Lalu Apa Pembicaraan Antara Ukraina dan Indonesia?Palestina Serahkan Peluru yang Tewaskan Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh kepada Amerika Serikat
Ketua Panitia Maryono, mengatakan, tradisi ini sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu dan turun temurun. Para tokoh setempat sepakat tradisi ini harus dilestarikan ke generasi berikutnya.
Menurut dia, dengan menggelar tradisi ini gernerasi muda atau anak cucu bisa memahami sejarah leluhur. “Apa yang menjadi sejarah di Sendang Payungan ini, generasi muda perlu tahu,” ungkapnya.
Tokoh masyarakat, Sudarmanto menjelaskan, zaman dulu sendang merupakan sumber mata air dan kehidupan masyarakat Payungan. Warga memanfaatkannya untuk minum, mencuci dan mandi. Seiring berjalannya waktu di sekitar sendang tumbuh banyak pepohonan yang daun-daun berguguran di sendang dan air pun kotor.
Tradisi baritan ini puncaknya berupa membersihkan sendang. Sesuai kebiasaan turun temurun, tradisi ini dimulai Selasa Kliwon dan syukuran dihelat pada Jumat Pon.
Tradisi ini sudah dimulai sejak Minggu, 26 Juni 2022. Warga membersihkan lokasi sekitar sendang. Lalu malam Selasa Kliwon digelar doa bersama, malam Jumat Pon diadakan ritual tahlilan dan puncaknya pada Jumat Pon digelar kirab seni budaya.
Dalam tradisi ini, setiap RT membawa masing-masing ada ambengan, sego suci, ketan-kolak dan lain-lain. “Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur warga. Harapannya setelah guyub warga bisa memunculkan pikiran yang jernih demi kemajuan masyarakat,” ungkapnya.