GUNUNG Semeru termasuk dalam Taman Wisata Nasional Bromo Tengger Semeru.
Di balik keindahan pemandangan dan kengerian aktivitas vulkaniknya, Gunung Semeru juga memiliki legenda yang berhubungan dengan kepercayaan agama Hindu.
Dalam kitab Tantupagelaran yang ditulis pada abad ke-15, disebutkan bahwa konon keadaan Bumi saat itu miring disebabkan Gunung Meru yang ada di India terlalu berat.
Sebab dari kemiringan Bumi, Pulau Jawa menjadi tidak stabil, terapung di laut luas lantaran ombak yang ganas seperti dikutip delik.news dari Youtube Berbagi Tahu yang diunggah pada 7 Agustus 2021.
Baca Juga:Dino Patti Djalal: Kunjungan Jokowi ke Kiev, Ukraina dan Moskow, Putin tak Gubris Misi Perdamaian JokowiSenator Partai Republik: Rakyat Amerika Tidak Ingin Perang dengan Rusia
Melihat Pulau Jawa yang tidak menentu, para Dewa bersepakat untuk memaku Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru dari India ke Pulau Jawa.
Demi melaksanakan tugas tersebut, para Dewa mengubah permujudan dirinya. Dewa Whisnu menjelma sebagai kura-kura raksasa. Dewa Brahma menjelma sebagai ular yang sangat panjang.
Gunung Meru kemudian diletakkan di punggung kura-kura raksaa jelmaan Dewa Whisnu, sedangkan ular panjang bertugas melilit gunung pada tubuh kura-kura agar gunung tersebut tidak jatuh selama perjalanan.
Sesampai di Pulau Jawa, Gunung Meru diletakkan di bagian barat Pulau Jawa, tetapi justru menjadikan keadaan Pulau menjadi tidak seimbang.
Para Dewa pun memindahkan Gunung itu di timur Pulau Jawa. Saat membawanya ke timur, bagian gunung Meru tercecer dan membentuk barisan pegunungan dari barat ke timur Pulau, namun Pulau Jawa masih tetap tidak seimbang.
Para Dewa pun memotong sebagian gunung dan menempatkanya di bagian barat laut. Konon penggalan gunung Meru itu membentuk Gunung Penanggunan atau Gunung Pawitra.
Bagian utama dikenal dengan sebutan Gunung Semeru, yang juga dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Dewa Syiwa.
Baca Juga:Fakta-fakta Terkait Beli Gas Elpiji Harus Daftar MyPertaminaMUI Tegaskan Ada Fatwa Hewan Gejala Ringan PMK Sah untuk Qurban
Disebutkan dalam teks-teks urana India yang tergolong kitab Upaveda, bahwa Tuhan yang Maha Tunggal bersemayam di puncak Mahameru sehingga menyebabkan munculnya salju abadi.
Dewa Syiwa menurunkan ajaran-ajarannya kepada Dewi Parwati atau Demi gunung di sana.
Nama Pulau Jawa diberikan Dewa Syiwa karena mengetahui bahwa pulau tersebut banyak ditumbuhi pohon jawawut.
Thomas Stamford Rafles dalam bukunya berjudul The History of Java menyebutkan, bahwa diyakini pemerintahan yang ada di tanah Jawa berlokasi di kaki Gunung Semeru.