Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian.
Kedua negara memiliki banyak potensi kerjasama bisnis dalam mengembangkan infrastruktur transportasi dan logistik. Misalnya, Russian Railways dapat berperan dalam mengimplementasikan inisiatif skala besar Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan.
Moskow, ibu kota Rusia, yang telah berkembang dengan kecepatan yang sangat baik dan peningkatan kualitas yang tinggi, juga bisa berpartisipasi dalam proyek yang benar-benar ambisius ini.
Baca Juga:Sedikit Singgung Ukraina, Vladimir Putin Lebih Tekankan Zona Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi EurasiaKetika Kapolri ke-5 Dipaksa Bung Karno Ganti Nama
Tentu saja, selama pembicaraan kami dengan Bapak Joko Widodo, kami fokus pada bidang kerja sama yang penting seperti pertukaran kemanusiaan, budaya, wisata, dan pendidikan.
Pelonggaran pembatasan anti-Covid bagi pelaku perjalanan dan aturan bebas visa saat ini akan berkontribusi pada hal ini. Kami sedang mendiskusikan kemungkinan melanjutkan layanan udara langsung antara Moskow dan pulau resor Bali.
Bidang lain yang menjanjikan untuk kerja sama kemanusiaan adalah memperluas dialog antar-wilayah dan antar-agama dengan mempertimbangkan fakta bahwa Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia dalam populasi.
Saya ingin menyebutkan bahwa baru-baru ini delegasi dari wilayah Muslim Rusia mengunjungi Jakarta untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Tentu saja, kami membahas isu-isu yang menarik bagi seluruh dunia saat ini, untuk semua negara. Saya mengacu pada pengiriman makanan dan produk pertanian lain, termasuk pupuk mineral, ke pasar dunia.
Kami menekankan berulang kali bahwa ketidakseimbangan pasar pangan dunia adalah konsekuensi langsung dari kebijakan ekonomi makro yang tidak bertanggung jawab dari beberapa negara, penerbitan yang tidak terkendali dan akumulasi utang tanpa jaminan. Pandemi virus corona semakin memperburuk situasi.
Namun, alih-alih mengakui bahwa kebijakan ekonomi mereka salah arah, negara-negara Barat semakin mengacaukan produksi pertanian global dengan memberlakukan pembatasan pada pasokan pupuk Rusia dan Belarus, menghambat ekspor biji-bijian Rusia ke pasar dunia, dan memperumit asuransi kapal dengan biji-bijian dan pembayaran bank berdasarkan kontrak perdagangan.