PRESIDEN Rusia Vladimir Putin bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Moskow, Rusia, Kamis (30/6/2022) waktu setempat. Ini adalah kunjungan pertama Jokowi ke Kremlin sebagai Presiden.Hal ini disambut hangat oleh Putin. “Kami senang Anda ada di sini,” ujarnya dalam pernyataan resmi Kremlin di situsnya, dikutip Jumat.
Namun dalam pernyataan persnya itu hanya sedikit sekali menyinggung Ukraina, di mana ia menyebut telah memberi rincian perkembangan. Jokowi sendiri membawa misi perdamaian kedua negara.
Ia lebih menekankan kerja sama termasuk ekonomi Rusia dan RI. Putin mengatakan Indonesia adalah mitra utama Rusia di Asia Pasifik dan pembicaraan dengan Jokowi dilakukan secara bisnis dan substantif.
Baca Juga:Ketika Kapolri ke-5 Dipaksa Bung Karno Ganti NamaKematian Misterius 21 Remaja di Afrika
“Tentu saja, kami fokus pada kerja sama perdagangan dan ekonomi, yang menunjukkan dinamika positif. Pada tahun 2021, misalnya, perdagangan bilateral tumbuh lebih dari 40% , dan naik lebih dari 65% dalam lima bulan pertama tahun ini. Dalam konteks ini, kedua belah pihak menyatakan minatnya untuk meningkatkan kerja Komisi Bersama Rusia-Indonesia untuk Kerjasama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik,” jelas Putin.
“Peluang tambahan untuk membangun kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dan meningkatnya jumlah pertukaran komersial antara negara kita membuka peluang baru,” katanya lagi.
“Kami sangat mementingkan menciptakan zona perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia. Kami berharap pembicaraan tentang rancangan perjanjian yang sesuai akan diadakan sebelum akhir tahun dan akan membuahkan hasil,” tambahnya.
“Hubungan kedua negara adalah bersifat konstruktif dan saling menguntungkan. Terus berkembang atas dasar tradisi persahabatan dan bantuan timbal balik yang telah berlangsung lama,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bagaimana banyak perusahaan Rusia termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Menurutnya ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional.
“Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian,” tambahnya.
Ia juga menyinggung banyak potensi kerjasama bisnis dalam pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik. Misalnya, Russian Railways yang menurutnya dapat mengambil bagian dalam mengimplementasikan inisiatif skala besar Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan.