“Saya tidak melarang apa yang dinginkan mereka. Tapi alat beratnya tiba-tiba mati jadi sulit dihidupkan, akhirnya jalur tol jadi melingkari gunung. Batu petilasan itu juga sulit dicabut,” Imbuhnya.
Seperti halnya tempat mistis, Gunung Hejo memiliki aturan tertentu. “Larangan-larangan ketika berada di atas petilisan, abah menyarankan agar tidak memetik dan memotong tangkai pepohonan apapun,” kata salah satu pekerja pembangunan Tol Cipularang.
Jika mencoba untuk melanggar aturan tersebut, maka dikhawatirkan terjadi suatu hal buruk kepada pelakunya. Sebab, dianggap merusak alam Prabu Siliwangi.
Baca Juga:Pengakuan Syahganda Nainggolan Soal Bocoran Intelijen Soal Presiden Harus Orang Indonesia AsliTerungkap Mahasiswi Asal Cirebon yang Ditemukan Tewas Disuntik 2×500 ml Cairan Silikon
“Merokok juga disarankan jangan. Intinya datang kesini harus sopan, mengucapkan salam dulu, tidak bising,” ujar Mustopa.
Saat diwawancara, mengenai kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang beberapa tahun silam, masyarakat mengaitkannya dengan hal mistis tersebut.
Mustopa membantah anggapan kecelakaan itu disebabkan hal mistis yang sudah dari dulu ada itu.
“Mungkin itu murni kelalaian pengendara saja, tidak ada gangguan dari penunggu Gunung Hejo,” kata dia.
Sejak tahun 2000, Mustopa memulai tugasnya menjadi juru kunci Gunung Hejo, penerus ayahnya yang telah meninggal.
“Abah awalnya gak tahu kalau diatas ada petilasan keramat, abah mulai disini dari tahun 2000 sejak bapak meninggal,” katanya.
“Sebelum jadi petilasan yang dikeramatkan, Gunung Hejo hanya hutan belantara, kemudian petilasan ini bersihkan warga dan dirawat hingga petilasan seperti saat ini,” pungkasnya. (*)