PEMBENTUKAN koalisi untuk menyambut pemilihan umum serentak 2024 dilakukan sejak dini atau dua tahun sebelum hari H. Hal ini diawali dengan terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digawangi tiga parpol, yaitu Partai Golkar, PAN, dan PPP. Kerja sama ketiganya mulai diukir sejak Kamis (12/5/2022). Hubungan ini semakin nampak serius dengan penandatanganan secara tertulis di Hutan Kota by Plataran, Jakarta Pusat pada Sabtu (4/6/2022).
Meski ketiga partai sering berbicara di depan publik bahwa mereka setara secara posisi, namun tidak menampik bahwa Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menjadi dominan dari dua ketua umum lainnya. Hal itu dapat diukur dari perolehan suara parpolnya di parlemen mencapai 12,9 persen. Terlampau jauh dari PAN (6,84 persen) dan PPP (4,52 persen).
Selain itu, dari ketiga nama ketua umum parpol yang tergabung di KIB, hanya Airlangga yang sudah ditetapkan menjadi calon presiden dari internal partai secara resmi.
Baca Juga:Strategi Belanda Taklukkan Islam dengan Pemberian Gelar HajiNew York Times Ungkap Aktivitas Rahasia CIA di Ukraina
Hingga terbentuknya KIB, Golkar masih kukuh mendukung Airlangga sebagai bakal capres. Walaupun belum ada dukungan resmi dari dua partai lainnya. Hal ini menjadi pertanda ada dominasi dari Airlangga dalam mendorong terbentuknya KIB. Meskipun fakta tersebut masih dibantah oleh para bawahannya.
“Hingga saat ini posisi kami masih setara, kalau misalnya dalam setiap agenda kesannya kami masih yang sering mengajak. Namun sifatnya akan bergantian. Seperti saat perhelatan di Hutan Kota diselenggarakan oleh panitia Golkar, nanti juga akan gantian dengan yang lain,” kata Ketua DPD Partai Golkar, Muhammad Sarmuji dalam Talkshow: ‘Membaca Arah Koalisi Indonesia Bersatu’ pada Jumat (24/6/2022).
Ketimpangan peran KIB juga berusaha dibantah oleh Ketua DPP PPP, Syarifah Amelia yang nantinya akan ada deklarasi menentukan nama bakal capres.
“Harapan ini kami tidak lewat dari tahun ini karena sudah momentumnya. Tapi juga tidak perlu terburu-buru karena berbicara soliditas internal. Sehingga kami dari PPP merasa nyaman di KIB karena tidak dikejar dan diberi deadline,” ujarnya.
Nama selanjutnya yang memiliki posisi sentral dalam penentuan bakal capres 2024 adalah Surya Paloh. Sosoknya yang menjadi pendukung Presiden Joko Widodo dan tidak masuk dalam jajaran kabinet menjadikan posisi Paloh semakin kuat. Namanya semakin santer saat hasil rakernas partainya merekomendasikan tiga nama bakal capres, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Jenderal TNI Andika Perkasa.