Pengadilan di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri memvonis dua warga Inggris, Aiden Aslin dan Shaun Pinner, serta seorang warga Maroko Brahim Saadoun, bersalah dalam kegiatan tentara bayaran yang berusaha untuk menggulingkan republik.
Inggris mengatakan Aslin dan Pinner adalah tentara reguler, sehingga harus dibebaskan dari penuntutan karena berpartisipasi dalam perang, menurut Konvensi Jenewa.
Diketahui, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, tentara bayaran dan spesialis militer dari 64 negara terlibat dalam perang di Ukraina.
Baca Juga:Tiba di Munich, Jokowi Segera Ikuti Pertemuan KTT G7Survei Polmatrix: Elektabilitas Anies Baswedan Ungguli Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo
“Secara keseluruhan, pada 17 Juni 2022, kami memiliki daftar tentara bayaran dan spesialis operasi senjata dari 64 negara. Sejak dimulainya operasi militer khusus, 6.956 personel tersebut telah tiba di Ukraina, 1.956 di antaranya telah terbunuh dan 1.779 telah pergi,” terangnya.
“Untuk saat ini 3.221 tentara bayaran masih hidup, mereka belum ditangkap atau belum mencapai perbatasan Ukraina,” sambung Konashenkov.
Ia mengatakan, tak satu pun dari tentara bayaran yang dikirim Barat ke Ukraina untuk berperang bagi rezim nasionalis, akan menikmati hak para pejuang di bawah hukum humaniter internasional.
“Saya ingin membuat pernyataan resmi, tidak ada tentara bayaran yang dikirim Barat ke Ukraina untuk memperjuangkan rezim nasionalis di Kiev, yang dapat dianggap sebagai pejuang sesuai dengan hukum humaniter internasional atau menikmati status tawanan perang (POW),” tegas Konashenkov. (*)