RUSIA menyebut negara-negara Barat belum menjawab pertanyaan yang diajukan pihaknya, terkait dengan aktivitas tentara bayaran asing yang tertangkap di Ukraina, sementara ada warga negara Amerika Serikat dan Inggris yang telah ditahan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, negara-negara Barat enggan menjawab pertanyaan Rusia tentang tentara bayaran mereka di Ukraina.
“Seperti yang dikatakan (Duta Besar Rusia untuk London) (Andrey) Kelin, mereka (negara-negara Barat) menulis beberapa hal yang provokatif dan tidak sopan. Mereka tidak ingin menjawab pertanyaan yang kami ajukan tentang aktivitas mereka,” katanya dalam wawancara di acara Voskresny Vecher pada saluran televisi Rossiya-1 Minggu malam, ketika ditanya apakah Amerika Serikat dan Inggris telah menghubungi Rusia, mengenai warga negara mereka yang ambil bagian dalam operasi tempur di Ukraina, melansir TASS 27 Juni.
Baca Juga:Tiba di Munich, Jokowi Segera Ikuti Pertemuan KTT G7Survei Polmatrix: Elektabilitas Anies Baswedan Ungguli Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo
Menurut Zakharova, Barat melakukan yang terbaik untuk melanjutkan konflik di Ukraina selama mungkin.
“Mereka berusaha keras agar konflik di Ukraina berlanjut selama mungkin. Kita ingat apa yang dikatakan Presiden AS ke-43 George Bush Jr: Misi Ukraina adalah untuk membunuh sebanyak mungkin orang Rusia. Mereka telah memberkati Ukraina dan Kyiv dengan tugas ini. Mereka menggunakan (Ukraina) sebagai instrumen dan seluruh logistik dipusatkan di sekitar itu, pasokan senjata, mengirim orang, apa pun untuk menjaga konflik tetap menyala,” tambahnya.
Dua warga AS yang melakukan perjalanan ke Ukraina sebagai pejuang sukarelawan menghadapi Rusia, sudah sepekan belakangan menghilang, membuat pihak keluarga khawatir.
Alexander Drueke (39) dari Tuscaloosa, Alabama dan Andy Huynh (27) dari Hartselle, Alabama, terakhir berhubungan dengan keluarga mereka pada 8 Juni dan tidak kembali dari misi di sekitar wilayah Kharkiv di Ukraina timur. Belakangan, Rusia menyebut kedua tertangkap dan menyebutnya sebagai tentara bayaran dan tidak dikenai status tahanan perang.
Sebelumnya, dua warga Inggris dan seorang Maroko telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan di bawah yurisdiksi separatis di Donetsk yang didukung Rusia. Alasannya, mereka adalah tentara bayaran dan tidak tunduk pada Konvensi Jenewa yang mengatur tahanan perang.