‘Palagan Cirebon’, Kisah Heroik Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon Perang Kemerdekaan

'Palagan Cirebon', Kisah Heroik Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon Perang Kemerdekaan
Peluncuran buku berjudul "Palangan Cirebon" di Gedung Joang 45 di Jalan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/6)/Ist
0 Komentar

BANGSA yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang atau pahlawannya. Hal ini yang menjadi dasar peluncuran buku berjudul “Palangan Cirebon”.

Buku bertemakan sejarah perjuangan ini terdiri 284 halaman diluncurkan secara resmi di Gedung Joang 45 di Jalan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/6).

Penulis buku Palangan Cirebon, Sri Pasifik mengatakan bahwa peluncuran buku ini mengingatkan kita pada perjuangan para tentara pelajar Yon 400 Cirebon, yang tak bisa dipisahkan dari perjuangan Bangsa Indonesia.

Baca Juga:Fahira Idris Kecam Promosi Miras Holywings Indonesia, Agar Kejadian Serupa Tidak TerulangPolisi Periksa 6 Saksi dari Holywings Indonesia terkait Kasus Promosi Miras

Sri Pasifik mengatakan, Tentara Pelajar yang dimaksud adalah para pejuang muda berusia 15-20 tahun sebagai ujung tombak perjuangan Indonesia saat itu.

“Buku ini diberi nama Palangan Cirebon karena sesuai dengan aslinya para Tentara Pelajar itu dari Batalyon Siliwangi,” kata Sri Pasifik di sela-sela peluncuran buku.

Menurutnya, perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Tentara Yon 400 Cirebon sendiri adalah organisasi elit dan resmi yang didirikan pada 24 Maret 1947.

Sri Pasifik menambahkan, beberapa Tentara Pelajar yang disajikan dalam buku Palangan Cirebon, antara lain Yogi S Memet, Sutardi Sukarya dan Saleh Basarah.

Salah satu anak Tentara Pelajar, Sutardi Sukarya, Baskara Harimurti mengungkapkan keharuannya saat almarhum ayahnya diceritakan kisah perjuangannya di buku ‘Palangan Cirebon’ ini.

“Terima kasih kepada Ibu Sri Pasifik dan Ibu Sri Murdiningsih yang telah dengan apik dan teliti menyajikan perjuangan para Tentara Pelajar saat itu, termasuk ayah saya: Sutardi Sukarya,” ujar Baskara.

Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah menjaga kemerdekaan. Karena kemerdekaan bukan sesuatu yang mudah didapat.

Baca Juga:Polisi Dalami Laporan Himpunan Advokat Muda Soal Dugaan Penistaan Agama oleh Holywings IndonesiaMcDonald’s Versi Rusia Sukses Jual 120.000 Burger di Hari Pembukaan

“Tugas kita adalah bagaimana menjaga dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini sesuai dengan apa yang tertera di UUD 45 dan Pancasila” ujarnya.

Sri Pasifik juga berharap dengan diluncurkannya buku perjuangan ‘Palangan Cirebon’ menjadi pilihan masyarakat Indonesia terutama kawula muda untuk terus berjuang demi kemajuan dan kejayaan Indonesia.

“Perjuangan dan kejayaan suatu negara terletak di tangan atau cita-cita para pemuda,” demikian Sri Pasifik. (*)

0 Komentar