KERUSAKAN hutan mangrove di wilayah Pantura Jawa Barat semakin meluas. Tercatat kerusakan itu mencapai 43.000 hektar, dengan ancaman bisa menyebabkan abrasi ke sujumlah wilayah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Prima Mayaningtyas menekankan kesadaran semua pihak agar kerusakan bisa dicegah mengingat ancaman abrasi bisa terjadi.
“Yang di (Pantai) Utara Jawa Barat saja, itu 90 persen sudah rusak. Itu di luas (total) 43 ribu hektare itu 90 persennya sudah rusak. Itu ada wilayah Indramayu, Subang, Karawang dan Cirebon,” kata Prima Mayaningtyas, dalam Forum Group Discussion Restorasi Mangrove di Pesisir Utara, di Kantor DLH Jabar di Kantor DLH Jabar, Bandung, Selasa (21/6).
Baca Juga:Nenek Berusia 81 Tahun Ditemukan Meninggal Dunia di Ladang RPH Gunungkidul, Dagu-Pipi LukaMegawati Soekarnoputri Merasa Jengkel Lantaran Minimnya Tepuk Tangan Terhadap Puan Maharani
Oleh karena itu, penanaman mangrove butuh upaya ekstra, karena kasus degradasi habitat mangrove di wilayah Jawa Barat mencapai 61 persen dan untuk terumbu karang yang rusak sudah mencapai 44 persen.
“Kalau mangrovenya kondisi rusak atau tidak ada, maka akan berdampak besar bagi lingkungan seperti terjadinya banjir rob karena mangrove tak bisa jadi berier lagi. Oleh karena itu kita berupaya agar kondisi mangrove bisa semakin kuat,” tuturnya.
Pihaknya juga mengajak berbagai komunitas untuk mengatasi permasalahan mangrove di Jawa Barat mengingat jika dilakukan oleh pemerintah itu merupakan hal yang sulit untuk dilakukan.
“Penunggalan kerusakan mangrove sejalan dengan arahan dari Pak Presiden dan ada tiga dinas terkait yang terlibat dalam penanggulangan masalah kerusakan mangrove. Ada DLH Jawa Barat, Diskanlut Jawa Barat dan Kehutanan,” kata dia.
Sementara itu, Yayasan Wanadri menyatakan ada sekitar 190 hektare hutan mangrove di Desa Mayangan, Kabupaten Subang, yang dijadikan model penelitian pihaknya terkait penanggulangan kerusakan mangrove di Jawa Barat.
“Nanti tergantung pemda dukungannya seperti apa. Kami mencoba membuat sebuah model baik itu penelitian sampai penanaman mangrove. Karena penanaman mangrove tak bisa dilakukan sepanjang tahun tapi ada waktu tertentu,” kata Ketua Yayasan Wanadri Tri Wahyu.
Wanadri juga mencatat saat ini sejumlah daerah pesisir sudah hilang dan teredam rob. Abrasi air laut juga semakin naik, dan menumpuk karena mangrove tidak ada.