MAK Lampir sudah menjadi legenda bagi masyarakat Indonesia. Terutama bagi masyarakat Jawa. Padahal, Mak Lampir sebenarnya berasal dari negeri seberang dan menjadi mitologi masyarakat Sumatra.
Cerita Mak Lampir populer sejak era 80-an melalui sandiwara radio ”Misteri Gunung Merapi”. Cerita radio itu kemudian diadaptasi ke layar lebar di era 90-an dengan judul ”Perempuan Berambut Api” dan ”Cambuk Api”.
Kepopulerannya pun membuat cerita Mak Lampir berlanjut ke cerita sinetron di era 2000-an dengan judul “Misteri Gunung Merapi”. Dalam cerita tersebut diceritakan Mak Lampir sebagai pendekar pilih tanding penganut ilmu hitam.
Lantas dari mana asal usul Mak Lampir?
Baca Juga:Hari Ini Daftar Ulang PPDB Jabar Tahap 1 SMA dan SMK, Bagaimana Jika Calon Peserta Didik tidak Jadi Ambil Sekolah yang Didaftarkan?Keren! Group Qasidah asal Semarang Nasida Ria Manggung di Jerman, Bawakan Lagu Perdamaian
Konon ceritanya, Mak Lampir merupakan seorang putri dari kerajaan kuno, yakni Champa (Chiem Thanh) yang berdiri di abad ke-7. Kekuasaan Kerajaan Champa mencapai Vietnam Tengah dan Selatan.
Nama asli Mak Lampir adalah Siti Lampir Maimunah. Legenda Mak Lampir pun sebenarnya berasal dari Sumatra Barat, bukan dari Jawa. Mitologi Mak Lampir lahir di Kabupaten Agam, Bukit Tinggi, tempat Gunung Marapi berdiri. Mak Lampir dikaitkan dengan legenda 7 Manusia Harimau di Sumbar, Bengkulu, dan Lampung.
Menukil dari goodnewsfromindonesia, diceritakan, Mak Lampir adalah seorang gadis yang cantik, baik, dan sangat pemalu. Ketika dewasa, Mak Lampir terpesona dengan seorang pemuda pengembara yang melintasi kampungnya.
Pengembara itu bernama Datuk Panglima Kumbang, yang ternyata seorang bangsawan bergelar Datuk. Datuk Panglima Kumbang juga merupakan panglima dari alam kegelapan. Datuk Panglima Kumbang disebut dapat mengubah wujudnya menjadi seekor macan kumbang atau harimau.
Perasaan Mak Lampir kepada Panglima Kumbang sebenarnya gayung bersambut. Namun, hubungan keduanya tidak mendapatkan restu karena Kerajaan Champa mengetahui bahwa Sang Datuk berasal dari kaum siluman. Sementara keluarga Panglima Kumbang juga mengetahui Mak Lampir berasal dari klan manusia.
Mak Lampir pun memutuskan menyepi dan bertapa di kaki Gunung Marapi. Ia bahkan bisa masuk ke alam siluman dan menemukan Panglima Kumbang, meski usahanya tidak membuahkan hasil.
Di dalam pertapaannya itu, kemudian Mak Lampir bertemu dengan seorang pertapa lain yang akhirnya menjadi gurunya, dan membuatnya jadi wanita yang sangat sakti. Guru Mak Lampir itu bernama Nenek Serintil, yang dikatakan cukup sakti mandraguna dari aliran hitam Anggrek Jingga. Nenek Serintil dikisahkan adalah seorang pertapa berasal dari Pulau Jawa yang memuja Batara Kala, sosok dewa yang disimbolkan sebagai raksasa yang berwajah menyeramkan.