“Jadi masyarakat Kota Cirebon, tokoh masyarakat, seniman, budayawan, dan Pemerintah Kota Cirebon harus mendukung. Karena, pengembangan budaya Cirebon tidak bisa lepas dari masyarakatnya sendiri. Tunjukan cerminan bahwa Cirebon ini sebagai Kota Budaya, Kota Wali, dan Kota Pendidikan. Inilah langkah awal, agar Museum Diorama segera terwujud untuk mendukung pariwisata Kota Cirebon,” ungkap Sumarni.
Terkait nama, saat ini sudah ada alternatif nama museum yang diajukan Tim Perumus Story Line ke Pemkot Cirebon. Dari delapan nama, Caruban Nagari, Carub Kanda, Nagari Pusering Bumi, Mande Cirebon, Memori Sejarah Cirebon, Mande Caruban Kanda, dan Mande Kanda Caruban. Nama “Lampahing Cirebon” yang berarti “Perjalanan Cirebon” memperoleh sambutan tertinggi.
Sejauh ini, setelah penentuan lokasi yang sudah ditetapkan, pembuatan naskah akademik, studi histori dan studi literatur. Museum Diorama sendiri menjadi tren di sejumlah daerah. Daerah yang sukses membuat museum diorama itu seperti Kabupaten Purwakarta. Sebagai Kota yang memiliki kekayaan budaya, Cirebon memiliki potensi museum yang lebih baik lagi dari museum diorama dari daerah lain. Museum Diorama ini lebih kepada menyajikan data dan informasi mengenai benda-benda pusaka tersebut secara digital.
Baca Juga:Program Alun-alun Rakyat Bikin Warga Indramayu KangenMinta Satuan Kerja Perangkat Daerah Bersinergi dengan KIM, Bupati Cirebon: Informasi Saat Ini Jadi Kebutuhan
“Jadi peninggalan benda-benda pusaka, akan kita muat dalam bentuk data dan informasi digital mengikuti arus teknologi, supaya menjadi daya tarik pengujung, terutama generasi muda. Konsepnya nanti di kota tua itu, wisatawan tidak hanya berkunjung ke keraton saja. Tapi ada alternatif lain untuk melihat kekayaan budaya Cirebon, dengan adanya Museum Diorama tersebut,” pungkasnya. (*)