Dengan cara demikian rakyat pada akhirnya mempunyai basis argumentai dalam memilih calon pemimpinnya. Biarkan saja mereka mereka (capres capres itu) begitu rajin tebar pesona untuk mengerek popularitas dan elektabilitasnya, tapi jangan dilupakan prestasi dan kinerjanya selama menduduki jabatanya. Supaya rakyat tidak tertipu dengan kampanye massifnya di media massa yang bisa jadi didukung oleh para pemilik modal dan buzzer buzzernya.
Lemparan Alas Kaki
Mereka calon calon pemimpin masa depan Indonesia kiranya harus selalu waspada untuk tidak terlalu euphoria melakukan pencitraan atau tebar pesona dengan membabi buta. Apalagi prestasi yang disandangnya selama menduduki jabatan publik hanya biasa biasa saja. Apalagi dalam aksi tebar pesona itu sarat dengan nuansa kebohongan untuk mengelabui calon pemberi suara.
Banyak contoh bisa dikemukakan bagaimana nasib tragis harus disandang oleh para penebar pesona yang dilandasi polesan citra kebohongan dalam aksi-aksinya. Sebutlah misalnya contoh dari mancanegara seperti Presiden ke-43 Amerika Serikat (AS), George W Bush, yang terhina di ujung masa jabatannya.
Baca Juga:Korem 063/SGJ Resmi Buka Liga Santri di Stadion PurnawarmanHamilton Spa Gelar Pesta ‘Bungkus Night’ Disegel Polisi
Ketika George W Bush menginvasi Irak pada tahun 2003 atas nama demokrasi, hak-hak asasi, dan pembebasan dari cengkraman diktator bernama Saddam Hussein, ia mungkin bermakud juga tebar pesona kepada rakyat Irak sebagai sosok pembebas derita mereka dari cengkeraman pemimpinnya yang kejam dan semena mena.
Alhasil pada 14 Desember 2008, George W Bush berkenan mengunjungi Irak bekas negara yang pernah di invasinya. Kunjungan Bush dilakukan setelah sebelumnya Menteri Pertahanan Robert Gates datang, dalam rangka sosialisasai rencana penarikan mundur tentara AS yang masih ada disana.
Dalam kunjungan tersebut alih alih mendapatkan sambutan meriah dari rakyat Irak yang telah “dibebaskannya”. Ia justru mendapatkan `hadiah` perpisahan dari seorang jurnalis di san berupa lemparan sepatu yang melayang ke arahnya. Tak hanya satu, tapi dua alas kaki itu `terbang` ke arah Presiden AS ke-43 itu, di tengah-tengah acara jumpa pers bersama Perdana Menteri Nouri Al-Maliki yang menjadi “bonekanya”.
Ketika ia menyerang Irak, ia dinilai telah melakukan kebohongan kepada rakyat Irak karena menyebut penggulingan Saddam Husein disebabkan karena yang bersangkutan mempunyai senjata pemusnah massal yang ternyata hanya bohong belaka.