KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar membantah kecolongan akibat telah lamanya Khilafatul Muslimin berdiri. Menurut Boy, itu adalah bagian dari fenomena Reformasi.
Boy mengatakan, organisasi masyarakat (ormas) Khilafatul Muslimin yang kini sedang diusut pihak kepolisian, baru terungkap dikarenakan adanya modernisasi dalam segi informasi.
“Bukan kecolongan, jadi ini fenomena di era Demokrasi. Jadi, ketika dulu sebelum era reformasi semua serba tertutup,” ujar Boy kepada wartawan, Senin (20/6/2022).
Baca Juga:Bendahara Umum PBNU Dicekal ke Luar Negeri, KPK: Jadi Tersangka Kasus Suap di KPKRitual Kontroversial Minum Darah dan Bersetubuh, Ajarannya Pernah Berkembang di Indonesia
Lebih lanjut, Boy menuturkan, reformasi menyebabkan banyaknya keterbukaan yang terjadi di masyarakat. Termasuk, dimanfaatkan oleh pihak radikal seperti paham Abdul Qadir Hasan Baraja untuk menyebarkan intoleransi kepada masyarakat.
“Di era reformasi yang semua serba terbuka, serba transparan. Jadi, bermunculan berbagai, organisasi. Dan organisasi Khilafatul Muslimin juga terdeteksi bukan sebagai organisasi teroris,” ujarnya.
Menurut Boy, Khilafatul Muslimin masih dalam tahap organisasi intoleran bukan organisasi teroris. Sehingga perlu memiliki treatment khusus guna mendeteksi lebih dalam. Termasuk, terhadap organisasi lainnya yang serupa.
“Tetapi banyak dalam organisasi yang memiliki karakter intoleransi. Yang dia baru dalam kategori organisasi intoleran. BNPT, berdasarkan undang-undang terorisme tidak menutup mata terhadap potensi- potensi intoleransi yang bisa menjadi radikal terorisme,” ujarnya.
“Dengan memanfaatkan alam kebebasan demokrasi, yang dimana kita tahu pasca reformasi kan kita terbuka. Disitulah masuk peluang pengusung-pengusung ideologi yang tidak sejalan dengan ideologi kita,” pungkasnya. (*)