Di daerah itu, ada satu puncak yang terkenal ke seluruh dunia, Adam`s Peak atau Sri Pada, yang diyakini banyak pemeluk agama di Asia Selatan dan sebagian Timur Tengah sebagai tempat suci. Kaum Muslim dan Kristen mempercayai puncak itu sebagai tempat di mana Nabi Adam pertama kali menjejakkan kaki di bumi.
Pemeluk Budha yang mayoritas di Srilanka sendiri meyakini telapak kaki di puncak gunung itu adalah milik Sidharta Budha Gautama, sedangkan umat Hindu mengklaimnya sebagai jejak Dewa Syiwa. Daerah berbukit-bukti di Maskeliya itu sekilas mirip kawasan sekitar Danau Toba di Sumatera Utara, sementara jalanan yang menjadi jalur untuk mencapainya mirip daerah Pusuk, Gili, di Pulau Lombok.
Delapan jenazah dimakamkan di Ampel
Laporan-laporan resmi menyebutkan, penyebab kecelakaan adalah adanya kesalahan navigasi, tetapi bukan pada pesawat dan pilot pesawat tersebut. Pemerintah RI sendiri menilai pesawat terbang terlalu rendah dari tinggi minimum (safe altitude) adalah 10.200 kaki, sementara tinggi puncak kelima Seven Virgin yang ditabrak pesawat sekitar 4.600 kaki.
Baca Juga:Roy Suryo Laporkan 3 Akun Medsos yang Diduga Edit Stupa Candi Borobudur Menyerupai Wajah JokowiPembunuhan Ibu dan Anak di Subang Belum Terungkap, Rumah Jadi TKP Kondisi Terbengkalai
Delapan hari setelah kecelakaan dan setelah melewati investigasi mendalam yang dilakukan banyak pihak, pada 8 Desember 1974, Menteri Agama RI Mukti Ali, menyampaikan pernyataan resmi pemerintah di Surabaya. Waktu itu Mukti menyatakan, “Menurut berita yang diterima, pesawat tersebut terdapat terbakar di daerah bukit-bukit di sekitar Colombo.”
Kendati tak dipaparkan rinci, Mukti Ali mengungkapkan bahwa kondisi jasad para calon haji itu begitu buruk sehingga tak mungkin dimakamkan di Tanah Air. Hanya sebagian kecil saja yang bisa dibawa ke Indonesia.
“Menurut instruksi Presiden maka bagian-bagian daripada syuhada haji itu yang masih diperdapat (didapatkan) dikumpulkan menjadi satu peti dan supaya dikubur di Surabaya ini,” kata Mukti Ali dalam pernyataan publik yang lembarannya disimpan rapi Kedubes RI di Colombo.
Pemerintah Indonesia kemudian membangun satu kuburan di pemakaman Ampel, Surabaya. Hingga kini, keluarga korban kecelakaan haji di Srilangka itu kerap menziarahi pemakaman Ampel ini.
Namun yang dikuburkan di Ampel hanya sebagian kecil saja, karena sebagian besar jenazah dikubur secara massal di Maskeliya, Srilangka, yang sekaligus menjadi monumen itu. Di antara yang meninggal terdapat dua pramugari Martin Air berkewarganegaraan Indonesia, sementara total awak pesawat sembilan orang, termasuk pilot veteran yang asal Belanda, Lamme.