UKRAINA mengancam akan meledakkan jembatan yang menghubungkan Krimea ke daratan Rusia melalui Selat Kerch. Jembatan terpanjang di Eropa ini akan segera diledakkan setelah mendapat senjata yang dibutuhkan dari Barat. Hal itu dungkapkan Mayor Jenderal Dmitry Marchenko pada Rabu, 15 Juni 2022, dalam sebuah wawancara dengan media yang dikelola pemerintah AS.
“Jembatan Kerch benar-benar target nomor satu kami,” kata Marchenko kepada Crimea Realities (Krym.Realii). Jembatan itu adalah yang terpanjang di Eropa dan mulai beroperasi sejak 2018.
“Kami perlu memotongnya. Begitu jalan itu terputus, Rusia akan panik. Mereka yang mengibarkan bendera Rusia di Simferopol akan segera mendapatkan bendera Ukraina dan mulai mengibarkannya,” katanya dilansir dari Sputnik, Kamis, 16 Juni 2022.
Baca Juga:Kisah 182 Calon Jamaah Haji Tahun 1974 Gagal ke Tanah Suci, Pesawat Menabrak Bukit Nabi Adam di Sri LankaRoy Suryo Laporkan 3 Akun Medsos yang Diduga Edit Stupa Candi Borobudur Menyerupai Wajah Jokowi
Komentar Marchenko adalah bagian dari wawancara yang diunggah pada Rabu, Dia juga mengumumkan serangan balasan Ukraina akan membuat Kiev menang pada akhir musim panas. Kemenangan itu bisa diraih asalkan cukup senjata dan amunisi dari AS dan sekutu NATO.
Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan bantuan militer untuk Ukraina senilai US$ 1 miliar, termasuk rudal anti-kapal, roket jarak jauh, dan lebih banyak artileri. Sekutu NATO lainnya telah menjanjikan peralatan yang kompatibel. Kepala kebijakan Pentagon pada hari Selasa mengungkapkan bahwa AS akan menyediakan peluru kendali dengan jangkauan 70 kilometer.
Ukraina memberi Washington jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan senjata itu untuk menyerang wilayah Rusia. AS juga menolak mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia. Amerika menyebut semenanjung yang pada Maret 2014 bergabung dengan Rusia itu dicaplok secara ilegal.
Tidak jelas senjata mana yang akan digunakan Marchenko untuk menyerang jembatan yang melalui Selat Kerch. Meskipun jembatan itu memang satu-satunya cara untuk mencapai Krimea dari daratan Rusia selama beberapa tahun, saat ini seluruh pantai Laut Hitam dari Kherson hingga Mariupol berada di bawah kendali Rusia dan pasukan sekutu republik Donbass.
Sejak invasi Rusia, Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa. (*)