PADA suatu hari, Lokacaya, putra dari Ki Wilatikta Tumenggung ingin berguru kepada Syarif Hidayatullah, akan tetapi Syarif Hidayatullah sedang tidak ada di tempat. Saat sedang menunggu, Lokacaya melihat ada sepasang cangkir.Â
Pada saat Lokacaya hendak meminumnya betapa terkejutnya Lokacaya ternyata cangkir tersebut bisa berbicara. Cangkir itu berkata, “Belum ada yang mengizinkanya, kok, sudah berani meminumnya?”Â
Beberapa saat kemudian, Syarif Hidayatullah pun datang, Syarif Hidayatullah berkata,
“Selamat datang adik Lokacaya, apa kabar saudara-saudara di sana?”
Baca Juga:Kasus Kredit Macet Rp6 Triliun Bank Mandiri ke PT Titan Group, Ada Dugaan Tindak Pidana Pencucian UangProgram Kurikulum Merdeka Belajar Terkendala Internet
“Baik-baik saja, tetapi hamba di sini ingin meminta pertolongan,” kata Lokacaya.
“Ayo ikut aku ke tempat yang sunyi!” kata syarif hidayatullah.
Saat itu Lokacaya ikut Syarif Hidayatullah ke hutan yang sunyi, di sana Syarif Hidayatullah menunjukkan kemiri seratus. Syarif Hidayatullah memerintahkan Lokacaya pada malam hari menaiki pohon andul dan pada siang hari membuka perkebunan. lokacaya pun menuruti perintah gurunya tersebut. Pada malam hari ia menaiki pohon andul dan pada siang hari dia membuka perkebunan.
Sejak saat itu orang orang menyebut daerah tersebut adalah Kalijaga. Kalijaga adalah Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti Cirebon, Jawa Barat.
Keberadaan kawanan kera di situs petilasan kramat Sunan Kalijaga Cirebon Jawa Barat menyimpan misteri asal muasal kedatangannya. Konon, kera-kera di komplek jejak petilasan Sunan Kalijaga itu dulunya manusia yang dikutuk menjadi seekor kera.Â
Diriwayatkan dari cerita turun temurun, monyet-monyet yang mendiami hutan situs seluas 1.200 meter persegi itu jelmaan dari para santri pengikut Sunan Kalijaga. Kuncen situs kramat Sunan Kalijaga, Bambang Mas Adiningrat , 63, mengisahkan bahwa dahulu kala, Sunan Kalijaga banyak menghabiskan waktu berdakwah di daerah Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Sembari berdakwah, Sunan Kalijaga pun berguru kepada Sunan Gunung Jati. Ketekunan dan kesabarannya menyebarkan ilmu dan syiar Islam kepada masyarakat, membuatnya semakin memiliki banyak murid dan pengikut. “Karena ketekunanya berdakwah dan berguru kepada Sunan Gunung Jati, maka Sunan Kalijaga dinikahkan dengan Putri Winaon, anak Sunan Gunung Jati. Saat, itu Sunan Kalijaga resmi menjadi menantu Sunan Gunung Jati,” tutur kuncen Bambang Mas Adiningrat.