TOME Pires merupakan seorang ahli obat-obat dari Lisbon, Portugis. Ia menghabiskan waktunya di Malaka mulai 1512 hingga 1515.
Selama waktu itu, ia telah mengunjungi Jawa dan Sumatera.
Ia menulis buku yang berjudul Suma Oriental. Buku tersebut berisi mengenai agama Islam di Indonesia.
Ia dengan sangat giat mengumpulkan informasi-informasi dari orang-orang lain mengenai seluruh daerah Malaya-Indonesia.
Baca Juga:Ribuan Virus Tak Dikenal Ini Diidentifikasi Menguasai Lautan DuniaSindir Anies Baswedan: Maaf Formula E Mengecewakan Bagi yang Pesimis
Menurut Tome Pires, pada zaman itu sebagian besar raja-raja Sumatera beragama Islam. Tapi masih tetap ada negeri-negeri yang belum menganut Islam.
Mulai dari Aceh disebelah Utara dan terus menyusur daerah pesisir Timur hingga Palembang, para penguasanya beragama Islam.
Tapi di sebelah Selatan Palembang dan disekitar ujung Selatan Sumatera hingga pesisir barat sebagian besar penguasanya masih non muslim.
Di Pasai terdapat suatu komunitas dagang internasional yang sedang berkembang pesat. Tome Pires menghubungkan masuknya Islam pertama kali di Pasai oleh pedagang muslim.
Akan tetapi penguasa Pasai belum dapat mengubah agama penduduk daerah pedalaman.
Demikian pula Raja Minangkabau dan seratus orang pengikutnya disebut-sebut beragama Islam walaupun penduduk Minangkau lainnya belum.
Tome Pires mengatakan bahwa setiapp hari agama Islam selalu mendapatkan pemeluk pemeluk baru di Sumatera.
Baca Juga:Mantan CEO Amazon Meksiko Diduga Sewa 2 Pembunuh Bayaran untuk Tembak IstrinyaPolisi Beberkan Kronologi Kasus Dugaan Penganiayaan oleh Iko Uwais
Islam di JawaDi daerah Jawa Barat yang berbahasa Sunda belum menganut agama Islam pada masa itu malahan memusuhinya.
Di mana daerah tersebut berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran yang menganut Hindu-Buddha. Islamisasi di daerah tersebut melalui cara penaklukan pada abad ke-16.
Jawa Tengah dan Jawa Timur tetap diklaim sebagai daerah kekuasannya raja Hindu-Buddha yang hidup di daerah pedalaman Jawa Timur.
Akan tetapi daerah-daerah pesisir hingga sebelah timur Surabaya sudah memeluk Islam.
Bahkan sering terlibat peperangan dengan daerah pedalaman, terkecuali Tuban yang masih tetap setia kepada raja Hindu-Buddha.
Beberapa raja muslim di daerah pesisir adalah orang Jawa dan antaranya bukan asli Jawa asli tapi orang China, India, Arab, dan Melayu yang menetap dan mendirikan pusat perdagangan.
Proses asimilasi budaya ketika agama Islam bertemu dengan budaya Jawa Kuno sangat kuat. Adanya itu menyebabkan Islam Jawa agak berbeda gayanya dengan Islam Malaya dan Sumatera.