BERITA duka datang dari PBNU. Mustasyar PBNU, KH Dimyati Rois, atau akrab disapa Abah Dim meninggal dunia.
Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Gus Miftah. Gus Miftah mengatakan, KH Dimyati Roi meninggal dunia pada Jumat (10/9) dini hari.“Beliau wafat pukul 01.15 WIB,” kata Gus Miftah.
Gus Miftah menuturkan, almarhum meninggal di Rumah Sakit Tlogo Rejo, Semarang. Rencananya, almarhum akan dimakamkan di Kendal.
Baca Juga:Sudah Lewat 14 Hari, Ridwan Kamil: Saya Bersaksi Jasad Utuh, Wajah Rapi Menengok ke Kanan, Wangi Daun EucalyptusPolri Akan Hentikan Yellow Notice Pencarian Eril
Gus Miftah sempat ikut menggali liang kubur untuk jenazah di pemakaman.Lebih lanjut, terkait penyebab wafatnya KH Dimyati Rois, hingga saat ini belum diketahui. Almarhum meninggal dalam usia 77 tahun.
KH Dimyati Rois atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abah Dim lahir pada 5 juni 1945 di Tegal Glagah Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah.
Ia merupakan putra kelima dari sepuluh bersaudara yaitu dari pasangan KH Rois dan Nyai Djusminah.
Pada sekitar 1956, setelah menyelesaikan pendidikan formal, ia melanjutkan pendidikannya dengan belajar di Pondok Pesantren APIK, Kauman, Kaliwungu, Kendal yang diasuh oleh KH. Ahmad Ru’yat.
KH Dimyati Rois sempat mondok di Pondok Pesantren APIK selama kurang lebih 14-15 tahun. KH Dimyati Rois saat ini menjadi Pengasuh Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.Selain itu, pada Desember 2021, KH Dimyati Rois menjadi anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung. KH Dimyati Rois mendapat raihan suara terbanyak dengan perolehan suara 503.
Anggota Ahwa terpilih ini berasal dari usulan seluruh peserta muktamar baik dari PWNU, PCNU, dan PCNU ketika melakukan registrasi peserta.
Sementara dikutip dari laman NU, sebagaimana tradisi kiai besar di lingkungan NU, KH Dimyati Rois merupakan orator ulung yang mampu membius massa. Ia dengan setia selalu memenuhi undangan dari masyarakat untuk memberi nasihat dalam berbagai ceramah agama.
Baca Juga:Tunda Kenaikan Harga Tiket Naik ke Area Stupa Borobudur, Begini Hasil Pertemuan Ganjar-LuhutDibangun 1 November 1909, Cekungan Bendungan Engehalde Titik Ditemukannya Jasad Eril
Karena pengaruhnya yang besar, rumahnya selalu menjadi rujukan tokoh nasional. Namun demikian ia tidak mau terjun langsung menjadi politisi.
Ia dikenal dekat dengan Matori Abdul Djalil, Ketua Umum pertama Partai Kebangkitan Bangsa. Salah satu kelebihan yang tidak banyak dimiliki kiai lain adalah kemampuannya dalam kewirausahaan.Tak hanya mengajar mengaji, KH Dimyati Rois memiliki berbagai usaha yang menghasilkan uang sekaligus melatih para santrinya untuk bisa berwirausaha, terutama dalam bidang pertanian dan perikanan.