Sebenarnya POP ingin membuat artikel bagian kedua di edisi selanjutnya. Tapi, majalah yang terbit kali pertama pada Agustus 1973 itu harus menemui ajal. Tak ada lagi edisi selanjutnya.
Kasus ini akhirnya dibawa ke pengadilan. Kejaksaan Agung menahan orang-orang dari POP, yang disangkakan mempublikasi silsilah Soeharto itu. Namun kemudian yang ditahan hanya pemimpin redaksi-cum-penanggung jawab POP, Rey Hanityo.
“Tulisan itu dianggap sebagai penghinaan, menyerang nama baik dan kewibawaan kepala negara. Kejaksaan tinggi melakukan penahanan, yang diperiksa hanya penanggung jawabnya. Wartawan tidak. Hal ini sesuai dengan UU Pokok Pers. Juga pemimpin umumnya, yakni Al. Sugianto tidak diperiksa kejaksaan sebab orang tersebut masuk wewenang pengadilan militer,” kata Jaksa Agung Ali Said kepada Kompas, 30 Oktober 1974.
Baca Juga:Istana Negara: Dari Kawasan Elit Belanda Pribumi Dilarang Masuk hingga Istana Rakyat Bung KarnoTugu Monumen Nasional di Lahan Bekas Koningsplein
Aloysius Sugianto, nama lengkapnya, yang disebut Ali Said adalah seorang kolonel dan anggota Operasi Khusus (Opsus), sebuah unit intelijen yang dibikin dan diketuai Mayor Jenderal Ali Moertopo.
Rey menjadi terdakwa satu-satunya dalam kasus ini. Sementara para saksi terdiri dari enam orang, yakni lima staf redaksi POP, dan seorang wartawan bernama Lisa Purwati Sulistyo, yang ditugaskan mengumpulan sumber-sumber menyoal silsilah Soeharto. Anehnya, saksi dari luar, yakni orang-orang Yogyakarta yang disebutkan dalam POP, tak diikutkan. Alasannya, mereka sudah memberi keterangan.
Perkara ini disidangkan pada minggu kedua, Januari 1975. Rey dituntut enam tahun kurungan. Dia akhirnya dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun potong tahanan.
Pemenjaraan Rey tak serta-merta membuat teka-teki silsilah Soeharto menjadi terang. Riwayat Soeharto pernah diungkap sedikit di dalam buku memoar Sumitro Djojohadikusumo, Jejak Perlawanan Begawan Pejuang, terbit tahun 2000. Saat momen lamaran antara Prabowo Subiyanto dan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), Soeharto berkisah masa kecilnya.
Sewaktu berusia sepuluh tahun, Soeharto jadi rebutan orang tua angkatnya dengan ayah kandungnya yang berasal dari lingkungan keraton. Karena itulah Soeharto dipindahkan ke Wonosari dan kemudian tinggal bersama keluarga Sudwikatmono.
Bagi Sumitro, apa yang diceritakan Soeharto ini cukup ganjil. Sebab, Soeharto pernah memarahi eksponen Opsus, Sugianto, karena memuat silsilah keluarga Soeharto di majalah miliknya, yang menyebutkan Soeharto memiliki darah biru. (*)