ADANYA dualisme kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat, yang berujung bentrok beberapa waktu lalu menyita perhatian sejumlah kalangan tidak terkecuali Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Dewan Pimpinan Daeran (DPD) Provinsi Jawa Barat, Selasa (7/6/2022).
Dalam keterangannya kepada awak media, sengketa warisan berupa tanah dan bangunan di kawasan Keraton Kasepuhan telah diproses Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1 B Kota Cirebon. Kabar dari berbagai sumber, putusan sengketa tersebut bakal dibacakan majelis hakim pada Rabu (15/6/2022) mendatang.
Guna mendukung dan mengawal pembacaan putusan majelis hakim atas sengketa aset keraton, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Provinsi Jawa Barat memantau putusan perkara bernomor 76/Pdt.G/2021/PN.Cbn tersebut.
Baca Juga:Istana Merdeka dan Monas Diklaim Milik Kesultanan Kasepuhan Cirebon, Gelar Heru Rusyamsi Sebagai Sultan Sepuh Jaenudin II Aria Natareja DicabutEra Jokowi, Pancasila Lebih Banyak Dibenturkan dengan Umat Islam
“Kepada majelis hakim yang mengadili dan memeriksa perkara di pengadilan berharap agar nantinya dalam memutus perkara sesuai bukti dan fakta di dalam persidangan dengan tanpa adanya tekanan dari manapun,” jelas Ketua DPD LAKI Jawa Barat, Khoirul Anwar, Selasa (7/6/2022).
Anwar berharap adanya keterbukaan terhadap publik dikarenakan Keraton Kasepuhan cagar budaya milik masyarakat Cirebon.
“Tanpa adanya tekanan dari pihak manapun karena tanggal 15 Juni akan ada putusan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Kelas 1 B Kota Cirebon dalam perkara tersebut,” kata Anwar.
Menurutnya, keterlibatan individu maupun kelompok masyarakat di Cirebon berhak melakukan kontrol terhadap sengketa di internal Keraton Kasepuhan dengan tujuan melestarikan cagar budaya.
“LAKI sebagai kontrol sosial masyarakat berharap permasalahan di Keraton Kesepuhan Kota Cirebon agar cepat selesai. Sehingga masyarakat mengetahui hasilnya bahwa Keraton Kasepuhan dipimpin seorang sultan yang kapabel,” jelas dia.
Anwar ingin Keraton Kasepuhan kembali dihormati dan punya marwah yang tinggi. Mengingat peran keraton sebagai pusat budaya di Cirebon belum tergantikan.
“Dan berharap Keraton Kasepuhan mempunyai wibawa sebagai syiar Islam yang dapat dibanggakan oleh masyarakat Cirebon khususnya dan masyarakat Indonesia serta internasional pada umumnya,” pungkas Anwar. (*)