“Kemudian penggunaan gelar Pangeran Raja yang membuat masyarakat wargi keturunan dzuriah Sunan Gunung Jati menjadi bahan kemarahan khususnya yang ada di Cirebon karena tidak sesuai dengan kebiasaan Adat-Tradisi,” jelasnya.
Menurut Hamzahiya, penggunaan gelar Pangeran Raja harus disandangkan kepada seseorang yang merupakan anak keturunan dari raja ataupun putera raja.
“Hal ini tidak sesuai dengan fakta jikalau ayah dari Raden Heru Rusyamsi bernama Yunus Sanusi bukanlah sosok raja yang ada di Cirebon dan Yunus Sanusi masih hidup.”
Baca Juga:Era Jokowi, Pancasila Lebih Banyak Dibenturkan dengan Umat IslamDahlan Iskan soal Ganjar Pranowo: Munaslub Kendaraan
“Tentu saja penggunaan gelar Pangeran Raja tidak memiliki dasar kuat, hal ini justru akan menimbulkan kegaduhan kembali di wilayah Cirebon.”
“Atas beberapa pertimbangan di atas sudah sebijaknya Raden Heru Rusyamsi Arianatareja tidak menggunakan gelar Pangeran Raja, jika dipaksakan maka keberadaan Raden Heru Rusyamsi di Cirebon justru akan menimbulkan keresahan, ketidaksimpatian, serta membuat malu bahkan menimbulkan kegaduhan dari masyarakat wargi Dzuriah keturunan Sunan Gunung Jati yang ada di Cirebon khususnya pada keraton yang lainnya,” ujarnya.
Hamzahiya menyebutkan, ada beberapa angan-angan Heru Rusyamsi yang membuat kecewa SKC seperti ingin membuat miniatur makam Sunan Gunung Jati di Kuningan dan ingin membangun Keraton Kasepuhan di Kabupaten Kuningan.
“Kemudian dalam beberapa pernyataan resminya Heru mengatakan semua aset-aset Keraton Kasepuhan di luar Cirebon harus dikuasai seperti Istana Negara, Tugu Monas dan Gunung Ciremai.”
“Saya kaget dengan pernyataan Heru tersebut, kok bisa-bisanya tanpa dasar yang kuat mengaku bahwa Istana Negara, Tugu Monas dan Gunung Cirebon adalah aset milik Kesultanan Cirebon,” sebutnya.
Sementara itu, Sekertaris Umum SKC Imam Muktaman mengaku kecewa dan merasa tertipu oleh sikap Heru Rusyamsi.
“Mengenai Heru ini sebenarnya kami (SKC) kecewalah. Karena setelah kami mengangkat Heru sebagai Sultan Sepuh Jaenudin II Aria Natareja kok keluar dari rencana awal.”
Baca Juga:Gagas Juang Gerakan Relawan Ganjar Pranowo 2024Sidak Harga Minyak Goreng di Cirebon, TNI-Polri dan Forkominda Turun Pasar
“Tujuan awalkan untuk meluruskan sejara Cirebon Peteng, tapi kenapa Heru merubah semua logo plang aset Keraton Kasepuhan, ini maksudnya apa?,” pungkasnya. (*)