Pengamat Politik dan Intelijen, Bondhan Wibisono angkat suara soal isu kerenggangan hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kembali berembus.
Seperti diketahui, sejumlah indikasi muncul untuk menjauhkan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP tersebut.
Bondhan Wibisono justru masih meragukan hal tersebut. Kata dia, dimungkinkan isu kerenggangan itu hanya panggung depan saja yang seolah-olah dibuat sedang tidak rukun.
Baca Juga:Sukses Gelar Formula E di Ancol Giring Panen BullyTiket Masuk Candi Borobudur Rp750 Ribu, Ini Alasannya
“Sementara jangan-jangan di panggung belakangnya itu sedang berbagi peran ini beliau berdua ini. Dalam arti bu Mega memastikan konsolidasi di dalam, untuk memastikan agar kelak ke depan tidak ada dispute lah ketika nantinya PDIP memutuskan proses politik kelak. Khususnya untuk pencalonan presiden maupun wapres,” kata Bondhan saat dikonfirmasi, Sabtu (4/6/2022).
Sementara Jokowi, kata Bondhan, dengan posisinya sebagai presiden akan tetap melakukan berbagai fungsi kenegaraan. Di samping juga untuk proses kaderisasi calon kepemimpinan ke depan.
Mengingat pasca 2024 mendatang pasti masih sangat banyak program yang belum selesai. Termasuk program utama dari Jokowi semasa menjabat.
“Itu kan harus dijamin sustainability atau setidaknya dilanjutkan. Karena itu beliau perlu menunjukkan gelagat siap mendukung dan siap membantu siapapun lah untuk saat ini. Serta siap untuk menunjukkan dengan siapapun dulu,” ujarnya.
Sebab, disampaikan Bondhan, menunjukkan kedekatan dan membangun komunikasi dengan seluruh potensial kandidat itu penting untuk dilakukan. Agar presiden tetap bisa memposisikan diri di atas semuanya.
Ia meyakini sebenarnya ada proses komunikasi yang terus dijalin antara presiden dengan ketua partai khususnya PDIP. Ditambah dengan pertemuan-pertemuan rutin lainnya.
“Jadi kalau dikatakan ada kerenggangan kok tidak ya, kecuali kalau tiba-tiba bu Mega menarik diri seluruh jabatan publik. Nah itu baru mungkin kita bisa melihat secara lebih hati-hati ya. Dalam artinya harus melihat secara lebih serius. Tapi selama itu belum kok saya kira masih baik-baik saja ya,” tegasnya.
Baca Juga:Surat Eril untuk Nabila Ishma: Jangan Sedih kalau Enggak Sesuai yang Kamu HarapkanRencana Mendagri Israel Membangun 10.000 Rumah Bagi Pemukim Yahudi
Sebelumnya, Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengakui adanya indikasi untuk menjauhkan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.