SEORANG jurnalis Prancis Frederic Leclerc-Imhoff tewas dalam serangan Rusia di Ukraina. Jurnalis itu tewas saat bom Rusia menghantam kendaraan yang mengevakuasi warga dari Ukraina timur.
“Frederic Leclerc-Imhoff berada di Ukraina untuk menunjukkan realitas perang,” tulis Presiden Prancis Emmanuel Macron di Twitter seperti dilansir AFP, Selasa (31/5/2022).
“Di dalam bus kemanusiaan dengan warga sipil terpaksa melarikan diri untuk menghindari pemboman Rusia, dia terluka parah,” imbuhnya.
Baca Juga:Izinkan Pawai Bendera Israel, Yordania Kutuk Penyerbuan Masjid Al AqsaAkhir Mei Jangan Pergi ke Laut, Fenomena Bulan Hitam
Macron turut berduka atas tewasnya jurnalis Prancis itu. Macron menegaskan pemerintah Prancis terus mendukung jurnalis yang melaporkan langsung dari Ukraina.
“Saya merasakan kesedihan keluarga, kerabat, dan koleganya. Kepada mereka yang memastikan misi sulit liputan di zona pertempuran, saya ingin menegaskan kembali dukungan tanpa syarat Prancis,” katanya.
Leclerc-Imhoff bekerja untuk saluran berita televisi BFM. Jurnalis yang berusia 32 tahun itu dalam perjalanan liputan keduanya di Ukraina sejak perang dimulai pada 24 Februari.
Kementerian Luar Negari Prancis dan Ukraina dalam pernyataan terpisah mengatakan, saat insiden terjadi, jurnalis Prancis itu berada di dekat Severodonetsk, sebuah kota di timur Ukraina yang telah dihantam oleh pasukan Rusia yang mengalami kemajuan dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, yang mengunjungi Kiev pada hari Senin, mengatakan di Twitter bahwa Leclerc-Imhoff telah terbunuh oleh pasukan Rusia.
“(Terbunuh) oleh pemboman Rusia terhadap misi kemanusiaan ketika dia menjalankan tugasnya untuk melaporkan,” tulis Colonna.
“Saya telah berbicara dengan pemerintah Lugansk dan meminta Presiden [Volodymyr] Zelensky
Baca Juga:Penembakan Massal Kembali Terjadi di Amerika Serikat, Tennessee dan OklahomaVolodymyr Zelensky Kunjungi Pasukannya di Garis Depan Wilayah Kharkiv Timur Laut Ukraina
BFM mengatakan wartawannya terkena pecahan peluru dari pengeboman, dan rekannya Maxime Brandstaetter terluka. Sementara, karyawan lokal mereka Oksana Leuta tidak terluka.
“Peristiwa tragis ini mengingatkan kita akan bahaya yang dihadapi oleh semua jurnalis yang telah mempertaruhkan hidup mereka untuk menggambarkan konflik ini selama lebih dari tiga bulan sekarang,” kata BFM dalam sebuah pernyataan.
BFM mengatakan wartawannya terkena pecahan peluru dari pengeboman, dan rekannya Maxime Brandstaetter terluka. Sementara, karyawan lokal mereka Oksana Leuta tidak terluka.
“Peristiwa tragis ini mengingatkan kita akan bahaya yang dihadapi oleh semua jurnalis yang telah mempertaruhkan hidup mereka untuk menggambarkan konflik ini selama lebih dari tiga bulan sekarang,” kata BFM dalam sebuah pernyataan,