KEBIJAKAN keamanan di sekolah dasar di Texas dan tanggapan penegak hukum dipertanyakan, setelah terjadi penembakan di Robb Elementary School yang menewaskan 19 siswa dan dua orang guru. Laporan resmi terbaru dari Departemen Keamanan Publik Texas (DPS) terkait penembakan massal yang terjadi pada Selasa (24/5/2022), berbeda tajam dari laporan awal polisi.
Sekolah di Uvalde, Texas, yang terletak sekitar 130 kilometer sebelah barat San Antonio, memiliki kebijakan tetap untuk mengunci semua pintu masuk, termasuk pintu kelas sebagai tindakan keamanan. Tetapi seorang siswa mengatakan kepada Reuters, beberapa pintu dibiarkan tidak terkunci pada hari penembakan untuk memungkinkan para orang tua hadir dalam acara hari penghargaan.
Kronologi baru mencatat, beberapa jam setelah video rekaman penembakan muncul orang tua siswa yang tampak putus asa berada di luar Robb Elementary School. Mereka memohon kepada petugas untuk menyerbu gedung. Petugas juga menahan beberapa ayah siswa agar tidak masuk ke gedung sekolah ketika terjadi penembakan.
Baca Juga:Beredar Via WA Group, Info Kabar Klaim Sumber dari Dubes RI di Swiss Soal Putra Kang Emil, Begini Klarifikasi KBRI BernPawang Hujan Rara Isti Wulandari Ramal Keberadaan Putra Ridwan Kamil yang Hilang di Sungai Aare Swiss
Juru bicara DPS, Victor Escalon mengatakan, pria bersenjata yang diidentifikasi sebagai Salvador Ramos (18 tahun) berjalan tanpa hambatan ke halaman sekolah setelah menabrak sebuah truk pick up di dekatnya. Pembantaian dimulai 12 menit kemudian.
Laporan awal polisi mengatakan bahwa, Ramos sempat dihadang oleh petugas polisi sekolah saat dia berlari menuju sekolah. Sebaliknya, Escalon mengatakan, tidak ada petugas bersenjata yang hadir ketika Ramos tiba di sekolah.
Tersangka menabrakkan truk pick up miliknya sekitar pada pukul 11:28 waktu setempat, dan menembaki dua orang di rumah duka di seberang jalan. Dia kemudian memanjat pagar ke properti sekolah dan berjalan ke salah satu bangunan melalui pintu belakang yang tidak terkunci pada pukul 11:40 waktu setempat.
“Dua petugas yang merespons memasuki sekolah empat menit kemudian, tetapi mereka berlindung setelah Ramos menembakkan beberapa peluru ke arah mereka,” kata Escalon.
Penembak kemudian masuk ke kelas empat dan mulai menembak secara brutal. Sebagian besar korbannya berusia antara 9 tahun dan 10 tahun. Pelaku berada di dalam kelas empat selama satu jam, sebelum tim taktis Patroli Perbatasan AS menerobos ruangan dan menembaknya.