SEKRETARIS Jenderal (Sekjen) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruqutni meragukan soal adanya anggapan bahwa kelompok teroris di Indonesia bisa mengantongi anggaran hingga miliaran rupiah.
Imam Addaruqutni meyakini, dana untuk kegiatan teroris di Indonesia tidak besar.
Pasalnya menurut dia, sangat sulit untuk mengumpulkan uang hingga miliaran rupiah untuk membuat aksi teror.
Baca Juga:Kata Cinta Laura Saat Teaser Jagat Arwah Sentuh 1,4 Juta PenontonAnies Baswedan-Ganjar Pranowo Mampu Hindari Polarisasi Pemilu 2024
“Saya tidak percaya orang bisa mengumpulkan (misalnya) 200 ribu dolar AS (untuk kegiatan terorisme). Saya tak percaya uang teroris besar,” kata Imam dalam diskusi Menyoal Donator Terorisme
yang digelar Jakarta Journalist Center, Rabu (25/5).
Baginya, salah satu faktor tindakan terorisme adalah soal kemiskinan. Ia pun sudah beberapa kali terlibat dalam upaya deradikalisasi. Untuk meradikalisasi, diperlukan pendekatan ideologi.
“Ini perlu dialog yang intens,” tambahnya.
Upaya pemberantasan terorisme hingga tuntas perlu dilakukan dengan melacak sumber pendanaan, tidak hanya menangkap para pelaku.
Hingga saat ini, disenut masih banyak pola transaksi penggalangan dana terorisme, baik melalui media sosial oleh individu maupun organisasi pendukung aksi terorisme di dalam dan luar negeri.
Dari data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), ditemukan transaksi mencurigakan terkait terorisme mencapai 1.287 kasus hingga Oktober 2020.
Transaksi yang dicurigai untuk pendanaan terorisme diklaim masuk peringkat 4 besar di bawah korupsi dan narkoba dengan nominal mencapai Rp 104 miliar per tahun. (*)