Saat ini beredar sejumlah nama yang menjadi bakal capres. Dua bakal capres yang sudah memiliki parpol pengusung adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani.
Dua bakal calon kuat yang belum memiliki parpol adalah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Koalisi Indonesia Bersatu —Golkar, PAN, dan PPP— belum mempunyai calon. Meski masing-masing ketua parpol bisa menjadi bakal calon, tetapi yang memiliki elektabilitas tinggi adalah bakal calon di luar partai. Sejumlah sumber menyebutkan, Koalisi Indonesia Bersatu dibentuk untuk mengusung Ganjar Pranowo.
Di luar itu, Nasdem, Demokrat, dan PKS bisa mengusung Anies Baswedan. “Anies adalah calon yang layak dipertimbangkan. Dia perlu diberikan kesempatan karena dia sudah punya pendukung fanatik. Jika dia tidak diakomodasi dalam pencalonan akan ada dampak buruk bagi bangsa ini,” papar Surya.
Baca Juga:Pernikahan Adik Presiden Jokowi dengan Ketua MK Anwar Usman, Berikut FaktanyaBPK Temukan Adanya Dana Bansos Tidak Tepat Sasaran Senilai Rp6,9 Triliun, Ini Saran Indef untuk Bu Risma
Nasdem akan memberikan tempat kepada semua bakal capres yang memiliki elektabilitas tinggi, termasuk Anies dan Ganjar. Siapa yang diusung Nasdem akan ditentukan September 2022. Ketika ditanya, apakah bisa Ganjar dan Anies diduetkan, Surya menjawab, “Itu solusi bagus untuk menghindari polarisasi.”
Namun, siapa yang bakal nomor satu, Surya menjawab diplomatis. “Karena kelihatan Anda pendukung Ganjar, maka saya jawab, duetnya adalahn Ganjar-Anies,” ungkap Surya menjawab pertanyaan seorang pemred.
Nasdem pada Pilpres 2024 belum memiliki calon internal, baik capres maupun cawapres. “Kita harus tahu diri. Semua harus ada learning process. Kita nanti punya calon pada Pilpres 2029,” kata Surya.
Dengan tidak mengusung calon internal, demikian Surya, Nasdem bisa dengan lebih leluasa merangkul parpol lain dan diterima parpol lain dalam koalisi. Posisi ini akan dimanfaatkan optimal oleh Nasdem pada Pilpres 2024.
Surya menyatakan pihaknya akan terus berusaha melakukan penyederhanaan parpol. Jika pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 Nasdem meraih 59 kursi atau 10,2 persen kursi di DPR dan masuk partai menengah dan berada di peringkat keempat, maka pada Pileg 2024, Nasdem menargetkan posisi nomor tiga.
Sejak 2014, demikian Surya, Nasdem konsisten memperjuangkan penyederhanaan parpol lewat parliamentary threshold (PT) 7 persen. Upaya penyederhanaan parpol itu komitmen Nasdem. “Kalau Nasdem tak mampu meraih 7 persen, itu adalah risiko sebuah perjuangan,” ungkap Surya.