MILIADER bidang keuangan George Soros pada Selasa, 24 Mei 2022, mengungkap kalau invasi Rusia ke Ukraina bisa menjadi awal perang dunia III. Sebab perang di Ukraina bisa menjadi cara negara-negara Barat mengalahkan tentara Presiden Rusia Vladimir Putin.
Soros, 91 tahun, adalah seorang legend bidang hedge fund, yang mendapat ketenaran dengan bartaruh melawan mata uang GBP pada 1992, melihat perang Ukraina sebagai bagian dari meluasnya perjuangan antara masyarakat terbuka dengan masyarakat tertutup, contohnya Cina dan Rusia yang sedang naik daun.
“Invasi ini mungkin hanya permulaan dari perang dunia III dan warga sipil kita mungkin tidak akan bertahan. Mungkin cara terbaik untuk melestarikan peradaban kita adalah dengan mengalahkan Putin secepatnya,” kata Soros, di acara World Economic Forum (WEF).
Baca Juga:Sering Dianggap Beragama Kristen Protestan, Begini Gaya Vincent Rompies MenjawabLebih Seram dari KKN di Desa Penari, Sewu Dino dari Twitter SimpleMan
Militer Rusia mencari sisa-sisa ranjau wilayah pabrik baja Azovstal saat konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 22 Mei 2022. Pasukan Rusia menyisir sejauh 50 kilometer untuk mencari ranjau dari garis pantai Laut Azov dekat pelabuhan Mariupol. REUTERS/Alexander Ermochenko
Menurut Soros, Presiden Putin saat ini mulai menyadari kalau invasi (yang dilakukannya) adalah sebuah kesalahan dan dia bersiap untuk negosiasi gencatan senjata. Namun gencatan senjata tidak mungkin tercapai karena dia semakin tidak bisa diprediksi,” kata Soros.
Soros juga mengatakan Uni Eropa telah memahami kalau Presiden Putin bisa memutus gas alam Rusia, yang saat ini mensuplai sekitar 40 persen dari kebutuhan Eropa. Jika hal itu sampai terjadi, maka akan sangat mencederai.
Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, yang sekarang sudah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang menjadi pengungsi dan menimbulkan waswas terhadap konfrontasi yang lebih serius antara Rusia dan Amerika Serikat sejak krisis rudal Kuba pada 1962.
Presiden Putin mengatakan Amerika Serikat telah menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dengan cara memperluas NATO. Moskow harus membela penganiayaan terhadap warga yang berbahasa Rusia. Ukraina dan sekutunya di barat, menolak alasan Putin ini dengan menyebutnya alasan tak berdasar demi menyerang sebuah negara berdaulat. (*)