AKSI unjuk rasa pada 4 November 2016 atau Aksi Bela Islam 411 saat kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat menjadi Gubernur Jakarta menjadi cerita tersendiri bagi Ketua KPK, Firli Bahuri.
Saat aksi tersebut, Firli masih menjabat sebagai Kepala Biro Pengendalian Operasi Mabes Polri. Saat itulah, Firli turut berperan mempertemukan massa dengan wakil rakyat di DPR RI.
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, hal itu diceritakan Firli saat bertemu dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan dalam acara pendidikan Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Terpadu 2022 di Gedung ACLC KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu pagi (25/5).
Baca Juga:Status PPKM Level 1 untuk Jakarta, Begini Tanggapan Fahira IdrisWawancara The Economist dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Firli menceritakan, saat aksi 411 kantor DPR/MPR dikepung pengunjuk rasa yang berencana menginap setelah menggelar aksi di depan Istana Negara, Jakarta.
“Kantor DPR penuh dikepung oleh massa unjuk rasa. Sampai jam 03.30. semua masa menghendaki ketemu dengan pimpinan DPR. Tapi satu pun tidak ada anggota DPR yang bisa hadir dan bisa saya hubungi,” cerita Firli.
Namun demikian, jenderal polisi (purn) bintang tiga itu akhirnya bisa menghubungi Zulkifli Hasan yang saat itu menjabat sebagai Ketua MPR RI.
“Saya katakan kepada beliau, Pak Ketua MPR, rakyat menunggu pimpinan MPR. Karena mereka tidak bisa dan tidak mau pulang sebelum ketemu perwakilan rakyat,” jelas Firli.
Berkat komunikasinya itulah, Zulkifli Hasan akhirnya bersedia bertemu dengan pengunjuk rasa dan menerima perwakilan massa aksi 411. Ia lantas menceritakan, saat itu semua ruangan di DPR RI terkunci.
“Saya berangkat dari pagar pintu DPR, karena jauh, saya siap berjalan kaki, namun Pak Zulhas membawa mobil golf, saya duduk di sebelahnya,” terang Firli.
Rapat pertemuan akhirnya dimulai pada pukul 00.30 WIB dan selesai pada pukul 04.45 WIB. Setelah itu, Firli menyiapkan seluruh kendaraan bus yang akan mengantarkan pengunjuk rasa pulang.
Baca Juga:Habis Pandemi Terbit “Kadrun” Varian BaruSaatnya Bubarkan Orde Reformasi, Kembalikan Ke Jaman Pak Harto Saja
“Saya harus menyiapkan seluruh bus supaya pengunjuk rasa tidak ada satu pun yang tertinggal di Kantor DPR/MPR RI. Kurang lebih saya siapkan 150 bus untuk mengantar masyarakat kembali ke daerah masing-masing. Itu lah cerita 411 (tahun) 2016,” tandasnya. (*)