MENKO Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal ancaman jebakan utang alias hidden debt di proyek infrastruktur China, salah satunya pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dia menjamin tidak ada yang namanya utang tersembunyi.
Masalah hidden debt sendiri awalnya muncul dari laporan lembaga riset AidData berjudul ‘Banking on the Belt and Road: Insight from a new global dataset of 13,427 Chinese Development Projects’. Pinjaman yang disalurkan China itu bertujuan untuk pembangunan jalur sutera melalui Belt and Road Intiative (BRI) yang selama ini dilakukan di banyak negara. Salah satunya untuk Indonesia.
Nah, di Indonesia dana tersebut digunakan salah satunya untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Luhut menjelaskan semua pinjaman yang dilakukan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah untuk kebutuhan produktif. Utang pun dilakukan secara business to business alias antar perusahaan bukan antar pemerintah.
Baca Juga:Perkataan Tak Senonoh Terhadap Volunteer SEA Games 2021, Yeremia Rambitan: Saya Minta MaafPemain Ganda Putra Indonesia di SEA Games 2021, Yeremia Rambitan Diduga Lakukan Pelecehan Verbal
“Itu adalah utang produktif. Ada yang bilang hidden debt. Itu yang bilang hidden debt saya text, kau datang kemari tunjukin hidden debt-nya di mana. Wong saya yang nangani kok. Hidden debt kalau dibilang G to G, ini tidak ada. Itu B to B,” ungkap Luhut dalam Seminar Nasional Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) yang disiarkan virtual melalui YouTube, Rabu (25/5/2022).
Luhut menjelaskan memang ada pembengkakan biaya, namun hal itu bukan masalah lagi. Semua sudah diselesaikan. Di sisi lain, proyek ini pun sudah berjalan kembali dan bakal bisa dicoba di bulan November 2022.
“Bahwa ada overrun cost, ya it happens, tapi nggak perlu cari salah siapa tapi sudah selesai. Tertunda berapa bulan pembangunnya kereta api cepat Jakarta Bandung, itu akan dimulai dan make test bulan November tahun ini,” pungkas Luhut. (*)