STARBUCKS akan hengkang dari Rusia setelah hampir 15 tahun beroperasi. Seperti dilaporkan Bloomberg, Senin (23/5/2022), kepergian Starbucks menandai penarikan perusahaan terbaru dari Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
Pada Maret, Starbucks menyatakan mitra berlisensinya telah setuju untuk segera menangguhkan operasi di semua 130 tokonya di Rusia. Keputusan yang lebih baru berarti mengakhiri kehadiran mereknya di negara itu.
Pada Senin (23/5), kepada karyawan, Starbucks menyatakan perusahaan membayar hampir 2.000 pekerja selama enam bulan dan memberikan bantuan untuk transisi pekerjaan.
Baca Juga:Soal Bendera LGBT di Kedubes Inggris, Bung Karno: Inggris kita Linggis! Go to Hell With Your Aid!Legislator Israel Ingatkan ‘Perang Agama’ di Al Aqsa
“Kami mengutuk serangan yang tidak beralasan, tidak adil dan mengerikan di Ukraina oleh Rusia, dan hati kami untuk semua yang terkena dampak. Invasi dan dampak kemanusiaan dari perang ini sangat menghancurkan dan menciptakan efek riak yang dirasakan di seluruh dunia,” tulis Kevin Johnson kepada rekan-rekannya pada bulan Maret, sebelum dia pensiun sebagai chief executive officer.
Serangkaian nama perusahaan besar telah menghentikan atau menutup bisnis mereka di Rusia setelah invasi Presiden Vladimir Putin. McDonald’s Corp keluar dari negara itu bulan ini, menjual bisnisnya di sana kepada mantan pemilik tambang batu bara Siberia.
Penutupan McDonald’s mengakhiri era kejayaan yang dimulai pada 1990, ketika puluhan ribu orang mengantre di Lapangan Pushkin Moskwa untuk pembukaan cabang pertamanya. Satu catatan untuk karyawan dari bos McDonald’s Chris Kempczinski mengutip “krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang.”
Setelah invasi Rusia, McDonald’s pada bulan Maret menutup semua 850 restorannya di negara Rusia, yang mempekerjakan 62.000 orang.
Tetapi pada Senin, perusahaan mengeluarkan pernyataan lebih jauh : “Setelah lebih dari 30 tahun beroperasi di negara itu, McDonald’s Corporation mengumumkan akan keluar dari pasar Rusia dan telah memulai proses untuk menjual bisnis Rusia-nya.”
Banyak bisnis Barat telah menarik diri dari Rusia sejak invasi ke Ukraina pada Februari. Pada Senin (16/5), pembuat mobil Prancis Renault mengumumkan telah menyerahkan aset Rusianya kepada pemerintah di Moskwa, menandai nasionalisasi besar pertama dari keruntuhan ekonomi. (*)