SEKRETARIS Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, pada Selasa (24/5/2022) mengatakan, Rusia tidak menetapkan tenggat waktu untuk mencapai tujuan operasi militer di Ukraina. Dia optimistis, semua tujuan yang telah ditetapkan Presiden Vladimir Putin akan tercapai.
“Semua tujuan yang ditetapkan Presiden akan terpenuhi. Tidak bisa sebaliknya, karena kebenaran, termasuk kebenaran sejarah, ada di pihak kami. Kami tidak mengejar tenggat waktu,” ujar Patrushev dalam wawancara dengan surat kabar Argumenty i Fakty.
Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari. Operasi militer ini bertujuan “denazifikasi” dan “demiliterisasi” di Ukraina. Tetapi pasukan Rusia telah mengalami banyak kemunduran dan menderita kerugian yang signifikan selama perang yang telah berlangsung selama tiga bulan tersebut.
Baca Juga:Viral Guru Bernama Bu Nani, Simak Rentetan Status WA-nya yang Jadi Perbincangan Warganet4 Pulau Masuk Wilayah Administrasi Aceh Dimiliki Sumut, Legislator: Tak Elok Saling Tuding
“Nazisme harus 100 persen diberantas, atau akan muncul lagi dalam beberapa tahun, dalam bentuk yang lebih buruk lagi,” kata Patrushev.
Patrushev juga mengatakan, Ukraina dimanfaatkan Barat untuk menguasai Rusia. Dia menggemakan tuduhan yang diungkapkan oleh Putin untuk membenarkan konflik tersebut.
“Skenario ideal untuk seluruh NATO, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, tampaknya menjadi konflik yang membara tanpa akhir,” kata Patrushev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, dia menolak melakukan pertemuan dengan pejabat-pejabat Rusia, kecuali Presiden Vladimir Putin. Menurutnya, perang di Ukraina tak dapat berakhir tanpa ada keputusan Putin.
“Saya tidak dapat menerima pertemuan apa pun dengan siapa pun yang datang dari Federasi Rusia. Dan hanya dalam kasus ketika ada satu masalah di meja; menghentikan perang. Tidak ada alasan lain untuk jenis pertemuan lainnya,” kata Zelensky saat menyampaikan pidato secara virtual dalam acara Forum Ekonomi Dunia yang diselenggarakan di Davos, Swiss, Senin (23/5/2022).
Dia mengungkapkan, saat ini mengatur setiap pembicaraan dengan Rusia menjadi lebih sulit. Menurut Zelenskyy, hal itu karena adanya bukti tindakan kekerasan Rusia, termasuk pembunuhan, terhadap warga sipil Ukraina di wilayah yang diduduki. Oleh sebab itu, ia menilai, bola untuk menghentikan perang berada di tangan Putin.
“Presiden Federasi Rusia yang memutuskan semuanya. Jika kita berbicara tentang mengakhiri perang ini tanpa dia secara pribadi, keputusan itu tidak dapat diambil,” kata Zelensky. (*)