Kedudukan internasional dan sumber daya ekonomi negara-negara Teluk sendiri tidak memungkinkan mereka untuk bersekutu secara politik dan ekonomi dengan satu kubu melawan yang lain.
Negara-negara Teluk tidak ingin terlibat dalam krisis Rusia-Ukraina karena beberapa alasan. Pengalaman di masa lalu telah memberi mereka banyak pelajaran yang membuat mereka mempertimbangkan kembali posisi politik mereka dan kebutuhan untuk focus, terutama pada kepentingan politik, ekonomi dan geopolitik mereka sendiri, serta mengadopsi sudut pandang kebijakan luar negeri yang realistis. Kedudukan internasional dan sumber daya ekonomi mereka sendiri tidak memungkinkan mereka untuk bersekutu secara politik dan ekonomi antara satu kubu dengan kubu lainnya.
Perlu juga dicatat bahwa negara-negara Teluk lebih terhubung ke Timur daripada Barat, terutama di bidang energi, berbagi kepentingan ekonomi utama dengan Cina khususnya, dan sampai batas tertentu dengan Rusia. Terlepas dari ikatan ini, bagaimanapun negara-negara Teluk tidak ingin mempolitisasi harga energi dengan mengorbankan kepentingan nasional mereka sendiri, terutama karena mereka membutuhkan aliran masuk pendapatan untuk mendukung anggaran nasional mereka untuk melanjutkan implementasi rencana pembangunan setelah pandemic COVID-19.
Baca Juga:Terminal Peti Kemas Semarang Hentikan Kegiatan Operasional Akibat Banjir RobHeboh Majalengka Pria Ancam Ledakkan Bom, Minta Rp30 Juta ke Bank
Juga benar bahwa negara-negara Teluk berbagi kepentingan politik dan militer dengan Barat dan tidak ingin mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan dalam waktu dekat, baik di tingkat politik, budaya atau ekonomi. Negara-negara Teluk juga percaya bahwa mereka dapat bertindak secara independen dari kubu Barat dan Timur sedemikian rupa sehingga kebijakan mereka melayani kepentingan bersama.
Mungkin juga negara-negara Teluk ingin meninggalkan model pembentukan aliansi yang lebih unipolar sebelumnya (menempa aliansi dengan satu kekuatan global yang dominan sambil menjauhkan diri dari yang lain). Sebaliknya, negara-negara Teluk lebih memilih untuk mengadopsi model multipolar yang lebih fleksibel sehingga mereka dapat memperoleh manfaat dari pembentukan beberapa aliansi positif dan seimbang, di mana mereka dapat menjalin hubungan yang seimbang dengan semua kekuatan utama dunia sesuai dengan penilaian manfaat bersama dan konvergensi kepentingan. Ini adalah pendekatan yang telah mulai dilakukan oleh banyak negara di seluruh dunia dalam kerangka tatanan dunia multipolar yang sekarang mulai terbentuk.