“OJO KESUSU” . Mencemari secara hati – hati kalimat pendek dari Bahasa Jawa yang artinya “jangan tergesa-gesa” . Kalimat tersebut menjadi ucapan sangat serius Jokowi sebagai pertanda jika Rakernas batal mengusung nama capres .
“Ojo Kesusu” dimaknai dengan pernyataan Jokowi untuk meminta peserta rakernas sabar dan harus tetap satu komando satu perintah. Rakernas ke V Projo berakhir hampa dan bakal disinyalir meredupkan legitimasi politik Projo .
Disisi lain , Rakernas kali ini bisa dikatakan sebagai tonggak kemenangan Jokowi atas penguasaan dan pengendalian organisasi Projo. Hasil rakernas membuktikan jika Jokowi sukses mengendalikan rakernas dan menjadi juru kemudi masa depan Projo. .
Baca Juga:Menghilang 1.000 Hari, Seriuskah KPK Mencari Harun Masiku?Hamil Tua 8 Bulan 5 Menit Tertimbun, Fitri Berhasil Selamat dari Bencana Longsor Cijeruk
Rakernas pada awalnya sangat optimis akan menghasilkan nama capres yang akan diusung. Projo akan berhasil merumuskan kata mufakat mengusung capres baru di tahun 2024. Hari Minggu ,21 Mei 2922 Rakernas telah ditutup langsung oleh Ketua Umum Budi Arie Setiadi.. Rakernas V di Magelang tidak menghasilkan rekomendasi nama satu pun capres pilihan.
Rakernas berakhir sesuai jadwal tanggal 22 Mei 2022. Dalam pernyataan resminya yang dibacakan Ketum Projo jika proses usulan nama dalam pencapresan 2024 akan dilakukan melalui musyawarah rakyat,menjaring aspirasi dari seluruh relawan Indonesia mulai dari tingkatan desa -desa dan seterusnya. Akan dicari dan disaring nama – nama capres yang menjadi harapan dan aspirasi .
Hasil akhir keputusan rakernas tersebut banyak pihak yang menyayangkan . Keputusan rakernas dianggap hasil antiklimaks harapan rakernas ,tidak bisa beradaptasi atau disesuaikan dan jika perlu dipaksakan dengan tema awal yang mengusung tema haluan politik PROJO menuju 2024.
Disinilah nampak jika Projo hanya pengekor dan menerima perintah Jokowi,Projo dalam penguasaan penuh Jokowi.
Projo mandul bersikap hadapi kontestasi 2024. Relawan yang diketuai Budi Arie Setiadi tidak kuasa atas perintah Jokowi. Projo didirikan 21 Desember 2013 dan berubah bentuk menjadi ormas dalam Kongres Pertamanya ,23 Agustus 2014 di Jakarta .Sebagai ormas baru, Projo mengikrarkan jika Projo sebagai organisasi yang independen ,tidak terafiliasi partai apapun.
Dalam usianya yang hampir 9 tahun berjalan,Projo harus menahan syahwat berada alam lingkaran kekuasaan. Menjelang tahun politik 2024 Projo harus bersabar. Tidak boleh gagal fokus capres yang akan didukung ,harus meramu kepentingan besar yang ada dalam tubuh Projo. Hanya saja waktu itu tidak bisa dibeli dan kembali lagi.