WILAYAH pesisir utara Kabupaten Brebes, Senin (23/5/2022) diterjang banjir rob. Bahkan, kali ini terbilang paling parah dan berdampak langsung bagi ribuan warga.
Satu titik banjir rob terparah di wilayah Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Di wilayah ini, sedikitnya 1.000 Kepala Keluarga (KK) terdampak genangan banjir rob.
Kepala Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Afan Setiono mengatakan, banjir air genangan rob ini mulai menerjang wilayah desanya sejak pukul 09.00 WIB, dan hingga malam ini masih terjadi. Padahal saat rob menerjang di pagi, sorenya air sudah surut.
Baca Juga:Skor 3-0, Raih Gelar Scudetto AC Millan Bungkam SassuoloBarcelona vs Villarreal Babak Belur di Kandang Sendiri
“Rob yang menerjang hari ini mungkin paling parah dibanding sebelumnya. Air rob ini masuk perkampungan kami mulai pukul 09.00 WIB. Kalau biasanya saat sore hari rob ini sudah surut, tapi sekarang belum surut. Malam ini malah cenderung makin tinggi airnya,” kata Afan Setiono.
Dari hasil pendataan sementara, kata dia, banjir rob menggenangi seluruh wilayah di desanya. Sekitar 1.000 KK terdampak banjir rob tersebut. Selain menggenangi rumah warga, sekitar 60 persen dari luasan tambak yang ada di desanya juga terendam rob.
Berdasarkan laporan yang diterima pihak desa, lanjut dia, jumlah luasan tambak di wilayahnya yang mencapai 1.300 hektare, yang terendam rob ini sekitar 800 ha.
“Dengan kondisi banjir rob seperti ini kerugiannya mencapai miliaran rupiah karena 1 ha tambak rata-rata rugi antara Rp 3 juta – Rp 5 juta. Ini karena tambak yang terendam sudah bisa dipastikan gagal panen, dan sebagian besar untuk budidaya bandeng,” beber dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, dibanding dengan rob yang biasa terjadi, air rob saat ini lebih tinggi. Bahkan, di pantai ketinggian air rob sudah mencapai 1 meter. Untuk mengantisipasi kondisi yang lebih parah, pihaknya kini telah menyiapkan balai desa untuk tempat pengungsian warga.
“Saat ini memang sebagian ada warga yang terpaksa mengungsi, tetapi masih di rumah saudara atau kerabatnya. Untuk mengatasi gelombang pengungsi ini, kami juga menyiapkan balai desa dan dapur umum,” pungkasnya. (*)