Namun kini Zelensky mulai melunak hingga berharap adanya diplomasi untuk mengakhiri perang.
Dalam wawancara dengan televisi lokal, Volodymyr Zelensky dengan muka letih mengatakan, bahwa kecamuk perang di Ukraina akan terus berlanjut jika tidak dihentikan dengan jalan diplomasi.
Dilansir delik.news dari Reuters pada Sabtu (21/5/2022) disebutkan, Volodymyr Zelensky dengan tegas menyebutkan, jika perang terus berlanjut maka darah akan terserak di mana-mana dan pertempuran akan terus terjadi.
Baca Juga:Rusia: Ada 963 Warga Amerika Serikat Masuk Daftar Hitam, Termasuk Joe Biden, Llyod Austin dan Kepala CIA22 Mei: Positif 6.052.590 Orang, 5.892.441 Sembuh & 156.522 Meninggal, Ini Sebaran 227 Kasus Covid-19 di Indonesia
Pernyataan Volodymyr Zelensky itu seiring dengan menyerahkan dirinya ribuan tentara Ukraina yang bersembunyi di Mariupol kepada tentara Rusia.
“Akhir dari ini akan melalui diplomasi,” tegas Zelensky.
Ia menyebutkan, pada satu titik, Ukraina dan Rusia pasti akan berbicara satu meja guna mencari solusi damai
“Dalam format apa, saya tidak tahu, dengan perantara, tanpa mereka, dalam kelompok yang lebih luas, pada level presiden,” sebut Zelensky dalam pernyataannya.
“Ada hal-hal yang hanya bisa dicapai di meja perundingan,” ujarnya, sembari menyatakan bahwa Ukraina.
Ingin semuanya kembali seperti sebelumnya tapi Rusia tidak menginginkan itu.
Lebih lanjut, Zelensky juga menekankan bahwa hasil perundingan nanti haruslah ‘adil’ untuk Ukraina.
Pada Selasa (17/5/2022) lalu, juru runding Ukraina Mykhaylo Podolyak menyebutkan, pembicaraan damai dengan Rusia mandeg.
Menanggapi itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuduh otoritas Ukraina yang sebenarnya tidak memiliki niat baik untuk menyelesaikan perang dengan cara diplomasi.
Baca Juga:Perdana Menteri Australia Baru, Partai Buruh Anthony Albanese Bakal Gantikan Scott MorrisonBentrokan di Jenin, Pasukan Israel Tembak Mati Remaja Palestina Berusia 17 Tahun
“Pembicaraan memang tidak bergerak maju dan kami mencatat kurangnya keinginan para perunding Ukraina untuk melanjutkan proses ini,” sebut Peskov.
Diketahui, pada Jumat, Moskwa menyatakan pertempuran untuk pabrik baja Azovstal – simbol totem dari perlawanan keras Ukraina sejak Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi Rusia pada 24 Februari – sekarang telah berakhir.
Juru bicara kementerian pertahanan Rusia Igor Konashenko mengatakan 2.439 personel Ukraina telah menyerah di pabrik baja sejak 16 Mei, 500 terakhir pada hari Jumat. (*)