UKRAINA mengakhiri basis pertahanan terakhir di Mariupol, setelah dikepung pasukan Rusia. Seperti dilaporkan AFP, Sabtu (21/5/2022), pemimpin Ukraina memerintahkan pasukan terakhirnya yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal Mariupol untuk meletakkan senjata mereka.
Penghancuran Mariupol oleh Rusia telah menimbulkan banyak tuduhan kejahatan perang, termasuk atas serangan mematikan di bangsal bersalin. Ukraina telah memulai perhitungan hukum untuk pasukan Rusia yang ditangkap.
Pengadilan pasca-invasi pertama seorang tentara Rusia untuk kejahatan perang mendekati klimaksnya di Kyiv, setelah sersan Vadim Shishimarin yang berusia 21 tahun mengaku membunuh seorang warga sipil tak bersenjata di awal serangan. Putusan itu akan jatuh tempo pada Senin (16/5).
Baca Juga:Rusia: Ada 963 Warga Amerika Serikat Masuk Daftar Hitam, Termasuk Joe Biden, Llyod Austin dan Kepala CIA22 Mei: Positif 6.052.590 Orang, 5.892.441 Sembuh & 156.522 Meninggal, Ini Sebaran 227 Kasus Covid-19 di Indonesia
Shishimarin mengatakan kepada pengadilan pada hari Jumat bahwa dia “benar-benar menyesal”. Tetapi pengacaranya mengatakan dalam argumen penutup bahwa tentara muda itu “tidak bersalah” atas pembunuhan berencana dan kejahatan perang.
Saat pasukan Ukraina menangkis serangan Rusia di sekitar Kyiv, dibantu oleh pasokan tetap senjata Barat, baik Ukraina timur maupun Mariupol di selatan telah menanggung beban serangan darat dan artileri tanpa ampun.
“Pasukan pendudukan Rusia melakukan serangan intens di sepanjang garis kontak dan mencoba untuk menyerang artileri jauh ke dalam pertahanan pasukan Ukraina,” kata juru bicara kementerian pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk kepada wartawan.
Pertempuran paling sengit terjadi di wilayah timur Donbas, wilayah berbahasa Rusia yang sebagian dikendalikan oleh separatis pro-Kremlin sejak 2014.
“Di Donbas, penjajah berusaha meningkatkan tekanan. Ada neraka – dan itu tidak berlebihan,” kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato video pada Kamis malam.
Di kota timur Severodonetsk, 12 orang juga tewas dan 40 lainnya terluka oleh serangan Rusia, kata gubernur regional.
Zelensky menggambarkan pemboman Severodonetsk sebagai “brutal dan sama sekali tidak ada gunanya”, karena penduduk meringkuk di ruangan bawah tanah menggambarkan cobaan teror yang tak berkesudahan.
Baca Juga:Perdana Menteri Australia Baru, Partai Buruh Anthony Albanese Bakal Gantikan Scott MorrisonBentrokan di Jenin, Pasukan Israel Tembak Mati Remaja Palestina Berusia 17 Tahun
Kota Severodonetsk merupakan bagian dari kantong terakhir perlawanan Ukraina di Lugansk, yang bersama dengan wilayah tetangga Donetsk terdiri dari zona perang Donbas.
Sikap berbeda kini mulai ditunjukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Di awal-awal invasi Rusia, Zelensky kerap tampil dengan lantang menolak perdamaian dengan pihak Vladimir Putin.