PRESIDEN Ukraina, Volodymyr Zelensky menyatakan sanggup melawan Rusia hingga selama 10 tahun. Seperti dilaporkan RT, Minggu (17/4/2022), Zelensky mengatakan Kyiv tidak siap untuk menyerahkan wilayahnya.
Zelensky juga tampaknya mengakui bahwa konflik saat ini secara efektif dimulai pada tahun 2014, ketika Kyiv pertama kali meluncurkan operasi untuk merebut kembali Donbass yang memisahkan diri.
Dalam satu wawancara dengan CNN, Zelensky mengatakan bahwa untuk Ukraina “pertempuran untuk Donbass sangat penting” karena sejumlah alasan. Dia menambahkan bahwa pertempuran Donbass dapat memengaruhi jalannya seluruh perang. Zelensky menekankan, bagaimanapun, bahwa solusi diplomatik untuk konflik lebih baik.
Baca Juga:WHO Ungkap 80 Kasus Cacar Monyet Dikonfirmasi di 11 Negara, 50 Kasus DiselidikiElon Musk Menyeret Dinasti Rothschild di Twitter, Benarkah?
“Kami tidak dapat menyerahkan wilayah kami, tetapi kami harus menemukan semacam dialog dengan Rusia,” kata Zelensky, seraya menambahkan bahwa pembicaraan tidak akan dilakukan “atas dasar ultimatum Rusia.”
Zelensky mengatakan dialog diperlukan untuk mencegah lebih banyak kematian, meskipun dia mengklaim negaranya “dapat melawan Federasi Rusia selama sepuluh tahun.”
Zelensky mengatakan pasukan Ukraina di Donbass adalah beberapa dari “militer terbaik” yang dimiliki negara itu.
“Ini adalah pengelompokan besar. Dan Rusia ingin mengepung dan menghancurkan mereka,” katanya.
Zelensky menambahkan bahwa dia berbicara tentang 44.000 prajurit profesional yang selamat dari perang besar sejak awal 2014.
“Inilah mengapa sangat penting bagi kami untuk melestarikan bagian dari tentara kami,” ujarnya.
Ketika ditanya oleh presenter CNN apakah Ukraina akan menang dalam konflik tersebut, Zelensky menjawab, “Ya, tentu saja.”
Baca Juga:Kibarkan Bendera LGBT, Begini Penjelasan Kedutaan Besar Inggris di JakartaBertambah Lagi 531 Tentara Azov Menyerah di Pabrik Baja Azovstal, Donbas Hancur Lebur
Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskwa atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Sejak itu, Kremlin menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kyiv menegaskan invasi Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa. (*)