“Fungsi pulau-pulau buatan China adalah untuk memperluas kemampuan ofensif negara di luar pantainya. Mereka bisa menerbangkan pesawat tempur, pengebom dan semua kemampuan sistem misil mereka.
“Semua pesawat militer atau sipil yang terbang di atau dekat wilayah udaranya berada dalam jangkauan target efektif sistem rudal China di pulau-pulau buatan itu,” kata jenderal militer AS itu.
China telah mengubah tiga dari pulau buatan yang diduduki secara ilegal di Laut China Selatan.
Baca Juga:Kedubes Inggris Pasang Bendera LGBT, Kemlu: Perwakilan Asing Agar Jaga dan Hormati Sensitivitas Nilai Budaya dan Agama yang Berlaku di IndonesiaTotal 2.439 Tentara Ukraina Menyerahkan Diri, Ini Janji Vladimir Putin
China mengubahnya menjadi benteng militer dengan senjata seperti rudal anti-kapal, sistem pertahanan udara, laser, dan sistem intersepsi elektronik.
Beijing juga meningkatkan penempatan jet tempur di pulau-pulau buatan yang didudukinya di Laut Cina Selatan, yang telah menjadi mangsa banyak orang.
Dikutip Zonajakarta.com dari PLA Daily, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sejak 2014 silam sudah membangun pangkalan militer di Fiery Cross Reef.
Fiery Cross Reef sendiri awalnya hanyalah terumbu karang yang menonjol ke permukaan laut dan terletak di Kepulauan Spratly.
China memang sengaja mengubah terumbu karang tersebut menjadi pangkalan militer terpadu karena letaknya amat strategis bagi kepentingan klaim Nine Dash Line.
Di sana ada landasan udara sepanjang 3,3 km yang bisa didarati berbagai macam pesawat militer.
Sejak tahun 2016 lalu pangkalan ini selesai dibangun dan sekarang sudah beroperasi.
Baca Juga:Achmad Yurianto Tutup Usia Karena Kanker UsusAchmad Yurianto Mantan Jubir Satgas Covid-19 Meninggal Dunia
Empat tahun beroperasi, sampai saat ini Fiery Cross Reef menjadi pangkalan aju bagi satuan AL China ketika beroperasi di Laut China Selatan (LCS).
Beberapa jet tempur juga disinyalir ditempatkan di Fiery Cross Reef.
Perlu diwaspadai juga jika Fiery Cross Reef mempunyai kemampuan mengoperasionalkan pesawat pembom nuklir China Xian H-6.
Xian H-6 sendiri mempunyai radius jelajah mencapai 1.800 – 6.000 km dan mampu membawa Rudal Balistik Dongfeng -21D atau rudal supersonic CJ-100 dengan radius tembak 1.500 km.
Angka yang mengkhawatirkan karena Fiery Cross Reef ini hanya berjarak kurang dari 700 km dari pulau Natuna milik Indonesia.
Bukan tidak mungkin di masa depan tidak hanya kapal coast guard saja yang merangsek memasuki Natuna Utara namun pembom nuklir H-6 juga bakal ikutan lantaran sebagian ZEE Indonesia di sana diklaim dalam Nine Dash Line.