BELGIA melaporkan tiga kasus cacar monyet per Jumat (20/5). Kasus tersebut dikaitkan dengan festival fetish besar di kota pelabuhan Antwerpen, bernama festival darklands.
Dikutip dari Channel News Asia, pengunjung akhirnya diperingati terkait wabah cacar monyet usai pihak berwenang Belgia mengaitkan ketiga kasusnya dengan acara tersebut. “Ada alasan untuk berasumsi bahwa virus dibawa oleh pengunjung dari luar negeri ke festival setelah kasus baru-baru ini di negara lain,” demikian keterangan resmi penyelenggara festival di situsnya.
“Kelompok Penilaian Risiko dari pemerintah federal telah meminta Darklands untuk memberi tahu para tamunya tentang infeksi ini,” sambung mereka.
Baca Juga:Badan Keamanan Kesehatan Inggris Ungkap Cacar Monyet ‘Monkeypox’ Diidap Pria Gay dan BiseksualMantan Anggota KPU RI Viryan Azis Meninggal Dunia
Darklands adalah acara yang menggambarkan dirinya sebagai kolaborasi klub dan organisasi dengan mempekerjakan 150 sukarelawan. Acara komersial berlangsung siang hari hingga pesta malam.
“Berbagai suku dalam komunitas fetish gay (kulit, karet, tentara, skinhead, anak anjing) berkumpul untuk menciptakan tontonan unik persaudaraan fetish,” kata situs tersebut.
Cacar monyet biasanya tidak berakibat fatal tetapi gejalanya bisa berkembang hingga pasien mengeluhkan demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan dan ruam seperti cacar air di tangan dan wajah.
Virus dapat ditularkan melalui kontak dengan lesi kulit atau tetesan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Sebagai informasi, sejumlah negara Eropa telah melaporkan kasus cacar monyet beberapa hari terakhir dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang menyelidiki apakah ada kaitannya dengan penyebaran dalam komunitas gay.
Dikutip dari Euro News, WHO melihat kasus awal cacar monyet di luar Afrika tak semuanya berkaitan dengan riwayat perjalanan. Sebagian besar terdeteksi melalui layanan kesehatan seksual dan di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.
Penyebaran geografis yang luas di seluruh Eropa dan sekitarnya menunjukkan penularan mungkin telah berlangsung selama beberapa waktu.
Di Inggris, ada 20 kasus telah dikonfirmasi, Badan Keamanan Kesehatan Inggris baru-baru ini mengatakan sebagian besar kasus ditemukan di antara pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual, atau pria yang berhubungan seks dengan pria.
Baca Juga:Kedutaan Besar Inggris di Jakarta Pasang Bendera LGBT, Begini Reaksi Anwar AbbasDemo di Patung Kuda Ricuh, Kapolsek Metro Gambir Cedera Leher dan Lengan, Termasuk 2 Anggota Polisi Lainnya Terinjak-Injak
Sementara Portugal mendeteksi sembilan kasus baru pada hari Jumat, sehingga totalnya menjadi 23. Penghitungan sebelumnya dari 14 kasus semuanya terdeteksi di klinik kesehatan seksual dan laki-laki berusia antara 20 dan 40 tahun yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual, atau laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.