TAHUN politik semakin dekat jelang pilpres 2024. Manuver partai saat ini sudah memanas dan agresif. Kegiatan politik mulai digelar , memanaskan mesin partainya dengan serangkaian agenda agenda persiapan pileg atau pilpres . Bagi partai yang berhasil duduk di parlemen hasil pileg 2019 telah memenuhi ambang batas parlemen 4 persen/ Parlemen Threshold untuk mengajukan agenda pengusungan capres dan cawapres. Khusus partai yang berhasil memboyong wakilnya DPR-RI ke Senayan , memiliki kewenangan Istemewa hak mengajukan Capres- Cawapres diusung partai tunggal. Partai lainnya harus berkoalisi sebagai syarat memenuhi ambang batas pemilihan presiden / Presidency Threshold 20 persen kursi DPR RI.
Jika mencermati hasil pileg 2019 hanya PDIP yang lolos ambang batas pemilihan presiden dengan perolehan 128 Kursi DPR RI yang bisa mengusung Capres-Cawapres tampa harus berkoalisi .
Menyikapi kontestasi pilpres dan pileg 2024,penulis mencoba mengurai dan memberikan gambaran , arah dan tujuan serta kesimpulan berbagai kegiatan dan agenda politik baik yang dilakukan oleh individu sebagi figur ataupun partai sebagi pengurang dalam pilpres 2024.
Baca Juga:Sosok Lin Che Wei dan Jaringannya Bukan Sembarangan, Bongkar Tuntas Mafia SawitRidwan Kamil, Ganjar Pranowo Capres 2024, Anies Baswedan Menguat di Cirebon
Fenomena Koalisi poltik dengan kemunculan gagasan koalisi parpol yang dilakukan 3 ketum partai yakni PPP PAN dan Golkar tanggal 12 Mei 2022 di Jakarta yang dihadiri semua KETUM Partai . Kegiatan tersebut disebutkan sebagai bagian agenda politik menuju ajang kontestasi politik yang semakin memanas jelang 2024. Bisa disebutkan rencana koalisi tersebut sebagai langkah langkah strategis mengawali tujuan dan agenda pokitik masing -masing partai dan ditambahkan tujuan bersama sebagai mitra strategis untuk kenangan bersama.
Ketum partai tersebut mencoba membuat langkah lebih awal dengan memetakan dan mengelompokkan kekuatan partai dan konfigurasi figur yang akan bermain dan dimainkan di pilpres 2024.
Kultur politik tradisional masyarakat dan parpol di Indonesia terbagi menjadi 2 basis nasionalis dan relegius. Masing -masing mempunyai identitas kultural dan basis dukungan khusus, pengikut individu dan diikuti dengan identitas dan ideologi partai .
Masyarakat Indonesia belum siap dengan konsep pendekatan politik modern dalam wajah budaya politik masyarakat dan sistem kepartaian. Istilah moderat ,konservatif dan ortodok belum bisa diadopsi dalam lokus identifikasi sifat dan karakter pemilih atau parpol.