Bangsa ini akan kembali mengulangi sejarah buruk, terperangkap dalam siklus malapetaka yang tak berkesudahan. Bukankah ungkapan lama juga berkata: hanya keledai yang jatuh pada lubang yang sama?
Apa sebab demikian?
Sebabnya karena sosok-sosok capres saat ini modalnya hanya pencitraan dan naik dari hasil manipulasi lembaga-lembaga survei berbayar dengan modal dari oligarki yang pada gilirannya akan melahirkan utang budi.
Maka lumrah apabila tokoh nasional Dr Rizal Ramli di dalam akun twitter-nya belum lama ini mempertanyakan pula apakah dari pemilu yang demikian akan dihasilkan pemimpin-pemimpin hebat atau hanya pemimpin-pemimpin kelas boneka yang bermodalkan pencitraan berbayar melalui pollsterRp dan mediaRp.
Baca Juga:Relawan Ganjar Pranowo Ancam Golput Jika Ganjar Tidak Nyapres 2024Sosok Lin Che Wei dan Jaringannya Bukan Sembarangan, Bongkar Tuntas Mafia Sawit
Pertanyaan ini bukan untuk dilamunkan namun sepatutnya menggerakkan kesadaran bahwa bangsa dan negeri ini sedang dalam bahaya nyata, karena berpotensi kembali terperangkap dalam malapetaka yang sama seperti delapan tahun terakhir ini.
Setengah tubuh bangsa ini ibarat telah masuk ke dalam gigitan naga oligarki, akibat mental budak elite kekuasaannya sendiri. Yang berkuasa seperti raksasa berkaki lempung, dan seperti peribahasa Belanda, praat als een kip zonder kop, berbicara seperti ayam tanpa kepala…
Apakah yang akan dikatakan oleh para mahasiswa tokoh pergerakan Budi Utomo, 114 tahun yang lalu, yang hari lahir organisasinya kita peringati hari ini?
Mereka tentu tidak akan menangis.
Patriot sejati tidak akan menangis di dalam kesedihan, ia hanya menangis pada saat gembira, karena cita-citanya tercapai.
Mereka hanya akan berkata:
Wujudkanlah cita-cita Kebangkitan Nasional saat ini agar menjadi kenyataan!
Penulis adalah Pemerhati Sejarah