POSISI Indonesia sebagai Ketua Group of Twenty, G20 tahun ini terus jadi sorotan. Negara- negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan Kanada sudah berulang kali menegaskan, agar Indonesia memboikot Rusia dalam pertemuan tersebut.
Namun, Indonesia teguh dan tetap bersikap netral. Sebagai jalan tengah, Presiden Joko Widodo pun memutuskan mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, November mendatang.
Langkah Indonesia, membuat salut Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Dia tahu, posisi Indonesia cukup sulit. Namun, Indonesia memilih tetap netral.
Baca Juga:Japfa Comfeed, Perusahaan Peternakan Milik Handojo Santosa Bagikan Dividen Rp707 MiliarKTT Ekonomi Internasional ke-13, Rusia-Dunia Islam: KTT Kazan 2022
“Saya kagum dengan sikap Indonesia yang tidak kenal menyerah pada tekanan Barat, untuk melarang Rusia hadir di KTT G20 karena perang di Ukraina,” ujar Dubes Vorobieva dikutip Sputnik, Rabu (18/5).
“Indonesia tidak ikut dalam perang ekonomi melawan Rusia dan tentu saja Indonesia mendapat tekanan Barat. Namun, sejauh ini mereka menentang dan tetap pada politik bebas aktif mereka,” sambungnya.
Tentu saja, lanjut Vorobieva, Indonesia memperhitungkan hubungan bilateral dengan Rusia. Dia menyebut, Rusia dan Indonesia memiliki proyek investasi dan perdagangan yang berkembang cukup baik selama ini.
Vorobieva menegaskan, upaya negara-negara Barat mengeluarkan Rusia dari G20 dan meminta Indonesia tak mengundang Rusia, sangatlah tidak logis.
“Minoritas negara berupaya memaksakan kehendak mereka mengeluarkan Rusia, dengan menekan Indonesia,” bebernya.
Vorobieva berharap, forum ekonomi itu tidak terseret krisis politik yang tak ada kaitannya dengan agenda G20.
Berita Terkait : Gandeng UOB, Garuda Indonesia Mudahkan Pembelian Tiket Lewat Aplikasi TMRW Pay
Baca Juga:Rusia Usir 5 Diplomat Portugal29 Mei Bakal Ribut Besar, Kebijakan Israel Izinkan Kaum Nasionalis Yahudi Lakukan Pawai di Jalan Raya Utama Palestina
“Kami mendukung Presidensi G20 Indonesia dan prioritas Indonesia. Pemulihan ekonomi se- telah pandemi, transisi energi, transformasi digital, inilah yang bagi kami penting dan kami mendukung posisi Indonesia,” pungkasnya. (*)