Sebagai imbalan, diberikan uang tunjangan tiap tahun dalam jumlah yang cukup besar kepada penguasa baru Johor itu. EIC atas nama Kerajaan Britania juga mengangkatnya sebagai pemimpin boneka di wilayah yang kemudian beralih-rupa menjadi Singapura tersebut.
Di tahun 1824 itu pula, Inggris menggelar perundingan dengan Belanda (Perjanjian London). Disepakati bahwa Kepulauan Melayu dibagi dua antara keduanya: kawasan utara termasuk Pulau Pinang, Melaka, dan Singapura di bawah pengaruh Inggris, sementara Belanda menguasai kawasan selatan (M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, 2008: 315).
Bekas wilayah Tumasik atau yang kemudian lebih dikenal dengan nama Singapura berkembang pesat dan menjadi kota modern di bawah pengelolaan EIC yang bertanggungjawab kepada Kerajaan Britania Raya. Peran Singapura sebagai kawasan strategis Inggris untuk zona Asia Tenggara pun semakin besar.
Baca Juga:Dianggap Ajarkan Radikalisme UAS Ditolak Singapura, Lee Kuan Yew Bikin Gus Dur Geram karena Sebut Indonesia Sarang TerorisKonsorsium Penyelidik Internasional Bellingcat Temukan Dugaan Pasukan Israel Tembak Abu Akleh
Namun, pada abad ke 15, di wilayah yang kini disebut Cirebon ada beberapa kerajaan Kecil bawahan Pajajaran, salah satunya Singapura. Salah satu bukti peninggalannya, adalah Situs Lawang Gede di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, salah satu desa di Kabupaten Cirebon yang menjadi bukti adanya Kerajaan Singapura di masa lalu.
Begitu pula desa tua bernama Sirnabaya di Cirebon. Desa tua itu menyimpan jejak peninggalan Kerajaan Sunda Galuh Kawali, saat dipimpin Prabu Niskala Wastu Kancana, yang bertahta dari 1371 sampai 1475.
Peninggalan tersebut terdiri dari berbagai benda sejarah yang ada di area peninggalan Ki Ageng Tapa. Desa Sirnabaya awalnya bernama Singapura. Asalnya dari kata sing apura atau yang memberi maaf, atau juga kota yang mendapat ampunan dari Tuhan.
Singapura juga bermakna Gerbang Singa, suatu simbol yang diwariskan Kerajaan Wanagiri dan Indraprahasta yang menggunakan simbol Singha Dwaja Rupa pada panji-panjinya. Bahkan bendera Kerajaan Cirebon juga bergambar singa yang disebut Kad Lalancana Singha Barwang Dwajalullah atau lebih dikenal Macan Ali.
Singapura pada abad 14-15 M merupakan kerajaan bawahan Sunda Galuh Kawali dan berlanjut pada masa Pajajaran yang pernah diperintah dua orang putra Prabu Niskalawastukancana dari istrinya Mayangsari, yaitu Surawijaya Sakti dan Ki Gedeng Tapa.Kerajaan Singapura mencapai masa gemilang dengan pelabuhannya yang ramai dikunjung berbagai suku bangsa. Itu membuat Singapura juga disebut Kota Berbagai Bangsa.