SEJARAH tempat wisata Rowo Bayu, yang diduga menjadi desa yang ditempati dalam film KKN Desa Penari.
Film KKN Desa saat ini tengah menjadi booming bagi kalangan masyarakat Indonesia, bahkan film ini sudah tembus mencapai 5 juta penonton.
KKN Desa Penari sendiri menceritakan tentang mahasiswa salah satu Universitas di Surabaya yang tengah melaksanakan program KKN di sebuah desa.
Baca Juga:Bom Militer Panjang 27 Cm Ditemukan di SorongJawab Tudingan Singapura, Ini Klarifikasi UAS
Namun dalam melaksanakan kegiatan wajib kampus tersebut, kedua mahasiswa sedang melakukan tindakan terlarang berupa berhubungan badan di tempat yang dianggap wingit.
Kisah dari film ini terinspirasi dari tulisan pemilik akun Twitter @simpleman pada tahun 2019, yang memang beberapa tahun lalu sempat menghebohkan publik.
Letak Desa Penari sendiri saat ini masih belum diketahui secara pasti, sehingga beberapa masyarakat berspekulasi letak pasti tempat KKN di Desa Penari.
Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa tempat tersebut terletak di Rowo Bayu, Banyuwangi, Jawa Timur.
Rowo sendiri memiliki arti rawa, sedangkan Bayu merupakan nama desa di Banyuwangi.
Namun sebagian besar masyarakat tidak sadar bahwa Rowo Bayu menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Banyuwangi dalam melawan VOC.
Kerajaan Blambangan merupakan kerajaan Hindu terakhir yang tetap bertahan hingga abad ke-18, yang berpusat di wilayah Pandalungan.
Baca Juga:UAS Ditolak Masuk ke Singapura, Apa Hubungannya Negeri Itu dengan Singhapura di Cirebon?Dianggap Ajarkan Radikalisme UAS Ditolak Singapura, Lee Kuan Yew Bikin Gus Dur Geram karena Sebut Indonesia Sarang Teroris
Pada abad ke-18 tersebut, Kerajaan Blambangan dipimpin oleh Raja Tawang Alun yang merupakan salah satu raja termahsyur.
VOC kemudian ingin melepaskan Blambangan dari pengaruh-pengaruh kerajaan Bali dan berhasil mengalahkan kerajaan-kerajaan Bali pada Februari 1767.
Namun rakyat Blambangan mulai memberontak empat bulan setelahnya dibawah pimpinan Wong Agung Wilis, namun VOC berhasil mengalahkannya dan menunjuk seseorang dari keluarga Bupati Surabaya sebagai Bupati Blambangan pada tahun 1771.
Ini merupakan upaya Islamisasi dan Jawanisasi guna memutus hubungan antara Blambangan dengan Bali, sehingga hal tersebut menimbulkan pertentangan rakyat Blambangan.
Rakyat Blambangan yang dipimpin oleh Jagapati didukung dengan kerajaan Mengwi di Bali memberontak, serta mendirikan benteng pertahanan di Desa Bayu.